Manfaatkan Gas Suar Jadi Energi, Pertamina Hemat US$ 9 Juta per Tahun
PT Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menjalin kerja sama untuk mengembangkan gas suar menjadi energi.
Melalui proyek Flare Gas to Power, perseroan diproyeksikan bisa menghemat biaya energi sebesar US$ 9 juta atau setara Rp 147,1 miliar (kurs Rp 16.360 per US$). Adapun gas suar merupakan gas yang dihasilkan dari kegiatan eksplorasi, produksi, atau pengolahan minyak dan gas bumi yang dibakar.
Gas ini berada di lokasi ekstraksi minyak atau gas, seperti sumur minyak, sumur gas, rig pengeboran, dan tempat pembuangan.
BACA JUGA: Pertamina Geothermal Energy Tambah Kapasitas Energi Panas Bumi 55 MW
Secara paralel, kegiatan project expose juga digelar di Kilang Balongan, yang akan menjadi lokasi pelaksanaan proyek ini. John Anis, Chief Executive Officer (CEO) Pertamina NRE menjelaskan Proyek Flare Gas to Power merupakan langkah strategis Pertamina dalam mendukung transisi energi dan mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060.
Teknologi ini memanfaatkan gas suar (flare gas) untuk dikonversi menjadi energi listrik.
“Inisiatif ini sejalan dengan visi kami untuk mengoptimalkan sumber daya energi yang ada, sekaligus menurunkan emisi karbon secara signifikan,” ujar John melalui keterangan resmi, Kamis (13/2/2025).
BACA JUGA: Pertamina Geothermal Energy Raih Rating Tertinggi dari Sustainalytics
Secara teknis, Flare Gas to Power bekerja dengan menangkap gas buang lewat suar yang sebelumnya dibakar di udara untuk selanjutnya diolah melalui sistem pemurnian dan diarahkan menuju turbin gas atau mesin pembangkit. Energi yang dihasilkan kemudian digunakan untuk operasional kilang atau disalurkan ke jaringan listrik.
“Proses ini tidak hanya meningkatkan efisiensi energi tetapi juga turut serta menjaga lingkungan,” ujarnya.
Taufik Aditiyawarman, Direktur Utama KPI menambahkan melalui sinergi ini, KPI berpotensi mengurangi emisi CO2 sebesar 80.000 ton karbon dioksida equivalen (Co2Eq) per tahun. Tak hanya itu, sinergi tersebut juga mengurangi konsumsi gas untuk boiler sekitar lebih dari 2,5 MMSCFD (Million Standard Cubic Feed per Day).
Artinya, proyek ini tidak hanya mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional kilang. Sinergi antara KPI dan Pertamina NRE dalam proyek ini menjadi contoh konkret bagaimana kolaborasi strategis di lingkungan Pertamina mampu menghasilkan solusi inovatif yang berdampak positif, baik dari segi lingkungan maupun ekonomi.
“Kami percaya, kerja sama ini akan menjadi inspirasi bagi proyek-proyek energi lainnya di masa depan,” kata Taufik.
Editor: Ranto Rajagukguk