Grab terus menunjukkan keseriusan mereka untuk menjadi SuperApp terbaik di Asia Tenggara. Menjadi salah satu pembicara di konferensi Money 20/20 Asia di Singapura, Co-Founder Grab Hooi Ling Tan mengungkapkan bahwa mereka harus banyak belajar dari Cina. Tan menggarisbawahi kesamaan yang dimiliki para pengguna gawai di Asia Tenggara dan Cina.
Tan mengatakan pengguna gawai dari kedua negera cenderung enggan memiliki terlalu banyak aplikasi di perangkat yang mereka miliki. “Karena itulah kami mengambil sejumlah inspirasi sehat dari para pemain di Cina yang memimpin jauh lebih dahulu sebelum kami selama bertahun-tahun,” ujar Tan, Selasa (19/03/19).
Salah satu contohnya adalah pemain besar di Cina, Alipay. Mereka memberikan layanan pembayaran untuk pembelian makanan hingga jasa transportasi. Hal tersebut hampir sama dengan Grab dan Grabfood di Asia Tenggara. Aplikasi seperti itu mengurangi kebutuhan pengguna gawai untuk mengundug banyak aplikasi berbeda.
Dilansir Business Insider, Tan menjelaskan bahwa Cina menggunakan strategi yang disebutnya dengan “Satu pemerintahan, satu sistem”. Sedangkan Asia Tenggara sendiri yang memiliki banyak bahasa dan budaya harus menyesuaikan kebutuhan konsumen per wilayah. Kota-kota atau tempat di mana Grab beroperasi sendiri lebih sering memiliki pemerintahan berbeda.
Hal itulah yang menjadi salah satu perbedaan mendasar dari pasar Cina dan Asia Tenggara. Karena, perusahaan-perusahaan Cina hanya harus menghadapi satu sistem. Di Indonesia sendiri, Grab terus bekerja sama dengan startup lainnya untuk memastikan kebutuhan konsumen lokal dapat dipenuhi. Sehingga, mereka akan terus memilih Grab sebagai aplikasi utama.
Editor: Eko Adiwaluyo