Manufaktur RI Beri Nilai Tambah US$ 255 Miliar, Kalahkan Vietnam dan Thailand

marketeers article
Ilustrasi pabrik manufaktur, sumber gambar: 123rf

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat sektor industri manufaktur di Indonesia masih berhasil tumbuh positif pada tahun 2023. Sepanjang tahun lalu bisnis pengolahan memberikan kontribusi signfikan bagi perekonomian nasional.

Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian menjelaskan secara umum kinerja manufaktur nasional terbaik di wilayah Asia Tenggara (ASEAN) dengan mengungguli Thailand dan Vietnam.

BACA JUGA: Regulasi HGBT Tingkatkan Ekspor Manufaktur Rp 88,12 Triliun

“Ada data yang cukup menggembirakan yang dirilis oleh World Bank, yakni pada tahun 2023 lalu Indonesia berhasil masuk di posisi ke-12 Top Manufacturing Countries by Value Added di dunia, dengan nilai Manufacturing Value Added (MVA) sebesar US$ 255 miliar,” kata Agus melalui keterangan resmi, Jumat (26/7/2024).

Menurutnya, sepanjang tahun lalu Vitenam dan Thailand yang sebelumnya dikenal sebagai raja manufaktur ASEAN hanya bisa membukukan MVA setengah dari yang diraih industri nasional. Di tingkat global, MVA Thailand berada di posisi ke-22 dengan nilai US$ 128 miliar, sedangkan Vietnam berada di posisi ke-24 dengan nilai US$ 102 miliar.

BACA JUGA: Ekspor Manufaktur RI Capai US$ 186,98 Miliar pada 2023

Adapun nilai MVA Indonesia pada tahun 2023 meningkat 36,4% atau senilai US$ 68 miliar dari tahun 2022 yang mencapai US$ 187 miliar. Hal ini menaikkan peringkat Indonesia dari peringkat ke-14 dunia pada tahun 2022 menjadi peringkat ke-12 pada 2023.

“Capaian apik Indonesia karena struktur manufaktur yang telah dimiliki di tanah air sudah jauh lebih dalam dan tersebar merata sehingga memiliki nilai tambah yang besar daripada negara-negara kompetitor lainnya di ASEAN atau dunia. Untuk mempertahankan maupun meningkatkan prestasi ini, kuncinya hanya satu, yaitu industri manufaktur harus terus menerus berupaya untuk memperkuat daya saing,” katanya.

Agus menambahkan berdasarkan dari hasil kunjungan kerjanya menghadiri gelaran Hannover Messe 2024 di Jerman beberapa waktu lalu, Kanselir Jerman dan Presiden Uni Eropa pada kesempatan itu menyampaikan pentingnya bagi sebuah negara untuk mampu menciptakan nilai (value creation).

“Jadi, mereka berdua mengatakan bahwa hanya negara-negara yang mampu melakukan value creation yang akan menang di dalam persaingan manufaktur global termasuk persaingan ekonomi global. Untuk itu, kita harus cepat mengeksplorasi peluang-peluang yang ada, salah satunya dengan memperkuat peran dan menggali potensi pengembangan jasa industri bagi sektor manufaktur di Indonesia,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS