PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP) menjalin kerja sama eksklusif dengan Flying Tiger Copenhagen. Kerja sama ini merupakan bagian dari upaya MAP untuk menghadirkan beragam produk asal Denmark di Indonesia.
Sebagai permulaan, MAP secara resmi membuka tiga gerai resmi Flying Tiger Copenhagen di Indonesia, yakni di Grand Indonesia Shopping Mall, Lippo Mall Puri, dan Supermal Karawaci.
Kehadiran tiga gerai ini menjadi wujud komitmen MAP untuk menghadirkan lebih banyak produk gaya hidup yang unik, inovatif dengan harga terjangkau kepada khalayak yang lebih luas di Indonesia.
Michele Wibisono, COO dari Divisi Fashion MAP mengungkapkan hal ini merupakan awal kemitraan yang membuahkan hasil serta memperkuat misi perusahaan untuk memberikan gaya hidup yang berkualitas, menyenangkan, sekaligus menarik kepada masyarakat.
BACA JUGA LEGO dan MAP Hadirkan Pengalaman Unik Bermain Bricks Botanicals
“Saya yakin dengan komitmen dan keunggulan MAP di pasar ritel Indonesia, gerai baru Flying Tiger Copenhagen akan mendapatkan posisi yang penting dalam pengembangan brand secara global,” ujar Michele
Martin Jermiin, CEO Flying Tiger Copenhagen mengatakan langkah ekspansinya di Indonesia akan menambah portofolio Flying Tiger Copenhagen di pasar Asia.
“Kami sangat antusias untuk memperluas kehadiran brand ini di pusat ritel Indonesia, menawarkan peluang yang tak tertandingi di sejumlah pasar paling dinamis di dunia,” ujar Martin.
BACA JUGA Pop-Up Store, Fenomena Unik dalam Industri Ritel Modern
Strategi yang diterapkan oleh MAP sejalan dengan visi brand asal Denmark itu dalam melakukan ekspansi global, yakni menawarkan konsep gaya hidup berkualitas dengan pendekatan yang inovatif.
Bermitra dengan Flying Tiger Copenhagen juga memperkuat inisiatif MAP dalam bidang keberlanjutan. Sebagai pendukung United Nations Global Compact, Flying Tiger Copenhagen berkomitmen penuh untuk menjalankan bisnisnya secara etis dan bertanggung jawab.
Melengkapi inisiatifnya dalam bidang lingkungan, Flying Tiger Copenhagen selalu memastikan pengembangan produknya berasal dari material hasil ekonomi sirkular dan tidak ada material yang terbuang dalam proses produksi.
Editor: Ranto Rajagukguk
