Selama Maret 2015, Kementerian Perdagangan mengukuhkan posisi surplus hingga US$ 1,1 miliar. Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengaku makin optimistis terhadap pencapaian nilai ekspor yang telah ditargetkannya dalam lima tahun ke depan.
“Neraca perdagangan Maret 2015 berhasil membukukan surplus sebesar US$ 1,1 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya yang hanya US$ 662,7 juta,” kata Rachmat pada konferensi pers hari ini, Kamis (16/4), di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta.
Pada Maret 2015, total ekspor tercatat mencapai US$ 13,7 miliar, sedangkan total impor mencapai US$ 12,6 miliar. Dengan catatan tersebut, neraca perdagangan Maret 2015 surplus US$ 1,1 miliar yang terdiri atas surplus nonmigas sebesar US$ 1,4 miliar dan defisit migas yang tercatat US$ 279 juta. “Secara kumulatif, neraca perdagangan tahun ini hingga Maret mengalami surplus US$ 2,4 miliar, yang terdiri dari surplus nonmigas sebesar US$ 2,8 miliar dan defisit perdagangan migas sebesar US$ 401,3 juta,” tuturnya.
Rachmat menjelaskan, perkembangan surplus hingga Maret tahun ini menunjukkan tren yang meningkat, terutama didorong oleh peningkatan surplus perdagangan nonmigas. Secara bulanan, neraca perdagangan Maret mencatat pencapaian surplus terbesar sejak awal tahun lalu. Hal tersebut dipicu oleh semakin berkurangnya defisit perdagangan migas dibanding defisit perdagangan migas Maret tahun lalu.
Beberapa negara mitra dagang Indonesia yang menjadi penyumbang surplus neraca perdagangan nonmigas selama Januari-Maret 2015, antara llain India, Amerika Serikat, Belanda, Filipina, dan Uni Emirat Arab. Secara keseluruhan, lima negara mitra dagang tersebut menyumbang surplus perdagangan nonmigas sebesar US$ 6,1 miliar. Sementara itu, negara mitra dagang yang menjadi penyumbang defisit perdagangan nonmigas antara lain, Republik Rakyat Tiongkok, Thailand, Australia, Brasil, dan Korea Selatan dengan jumlah mencapai US$ 6,7 miliar.