Sekelompok keluarga datang dengan membawa spanduk. Mereka berteriak dan memberikan dukungan kepada anak muda yang tengah mendayung di sebuah dragon boat. Sedikit bergeser, berbagai wahana permainan dan makanan silih berganti dihadiri pengunjung. Inilah secuil aktivasi DBS Marina Regatta 2019, yang berlangsung 31 Mei hingga 2 Juni 2019.
Acara ini telah digelar DBS Bank untuk kedelapan kali. Acara ini digelar di The Promontory, Marina, Singapura. Sebuah danau buatan yang letaknya tak tidak jauh dari Marina Bay Sands.
Pada tahun ini, DBS Bank mengangkat tema Live More, Waste Less. Melalui acara ini, DBS ingin memperkuat positioning-nya sebagai perusahaan yang memerhatikan keberlanjutan lingkungan dan gaya hidup.
DBS Bank mengemas acara ini bukan sebagai tema belaka, melainkan melalui segala rangkaian aktivasi yang tertata rapi. Untuk tema live, DBS mengajak pengunjung untuk melakukan keseimbangan dalam hidup. Bahwa kesibukan mereka dalam dunia pekerjaan harus diimbangi pula dengan aktivitas menikmati hidup.
Melalui Marina Regatta, DBS mengajak pengunjung untuk melakukan olahraga. Layaknya ajang challenge, pengunjung ditantang untuk melakukan gerak tubuh. Seperti memanjat, melempar bola basket, merangkai puzzle, bermain trampolin, dan lainnya. Acara ini bisa diikuti oleh siapa saja, orang dewasa maupun anak kecil.
Selain aktivitas olah tubuh, DBS Bank juga menyelipkan edukasi tentang sustainable environment. Peserta ditantang untuk menjawab berbagai pertanyaan setelah bisa merampungkan tantangan olahraga. Seperti memilih sampah yang bisa diolah atau tidak, edukasi bahwa dunia akan hancur apabila manusia tidak berubah, dan lainnya.
Tak hanya mengajak penonton untuk bergembira, DBS Bank juga memasukkan pentingnya arti menjaga lingkungan untuk anak cucu mereka. Misalnya, Marina Regatta mengandalkan solar panel yang menjadi sumber aliran listrik selama festival berlangsung. Segala desain dan aksesoris festival ini dibuat dari bahan sampah yang merupakan hasil daur ulang, seperti sedotan atau limbah pertanian.
Ajang ini juga mengajak pengunjung untuk menghindari sampah plastik. Pengunjung diberikan botol kosong dan dispenser untuk mengisi air minum yang jumlahnya sangat banyak. Harapannya, mereka tidak membeli minuman dalam kemasan botol plastik sehingga mengurangi jumlah sampah.
Bahkan, para pengisi pameran pun adalah perusahaan-perusahaan yang mengedepankan social enterprise. Salah satunya MyCotech, startup asal Indonesia yang mengolah limbah pertanian dengan akar jamur sehingga berbentuk bahan bangunan layaknya batu bata atau kulit mentah.
Karen Ngui, MD & Head, Group Strategic Marketing & Communications DBS Bank mengatakan, DBS Marina Regatta 2019 juga menjadi tanggung jawab dan komitmen perusahaan bagi komunitas di Singapura. Mulai anak muda, dewasa, manula, pencinta seni, hingga olahragawan.
“Harapannya, acara ini juga bisa membuat area The Promontory, Marina menjadi lebih ramai. Meski dikelilingi hotel besar, termasuk kantor kami, wilayah ini belum menjadi objek wisata warga Singapura. Dengan acara seperti ini, kami ingin menghidupkan area ini dan mengajak warga Singapura berkunjung,” kata Karen.
Selain festival, Marina Regatta juga diramaikan dengan berbagai pertandingan olahraga. Seperti pertandingan berlayar, kano, dan dragon boats. Acara ini terbuka untuk umum dan terbagi menjadi berbagai klasifikasi. Mulai dari grup bebas, antar korporasi, hingga atlet dari mancanegara. DBS menyediakan hadiah sebesar S$ 115.000 bagi para pemenang.
Tak hanya pertandingan, pengunjung juga bisa menjajal dan belajar bagaimana mendayung kano dan dragon boats. Dan, semua ditawarkan secara cuma-cuma. “Kami berharap acara ini menjadi daya tarik wisatawan dalam negeri dan juga asing. Kami menargetkan acara ini dikunjungi 50.000 orang,” katanya.
Sebuah hal yang unik, DBS tidak menjadikan ajang Marina Regatta ini sebagai tempat berjualan. Tidak terlihat tenaga penjual yang menjajakan produk DBS. Sebaliknya, mereka hanya menyediakan berbagai promosi jika konsumen membeli dengan menggunakan kartu kredit/debit DBS. Mereka juga menghadirkan seminar seputar bisnis sosial. “Tujuan kami bukanlah bisnis. Tapi semua untuk warga Singapura,” katanya.