Market Share Industri Film Dalam Negeri Mencapai Hampir 70%

marketeers article
Peluncuran SAMA Alliance di Jakarta, pada Kamis (29/8/2024). (Marketeers/Vedhit)

Pandemi COVID-19 telah mengubah banyak aspek kehidupan, termasuk cara masyarakat menikmati hiburan. Di seluruh dunia, bioskop dan industri film mengalami penurunan tajam, sementara platform streaming over the top (OTT), seperti Netflix, Viu, dan Disney+ Hotstar mulai mendominasi pasar.

Namun, situasi ini menunjukkan dinamika yang berbeda di Indonesia. Setelah pandemi, industri perfilman Indonesia justru menunjukkan tanda-tanda kebangkitan yang signifikan, menarik kembali minat penonton untuk kembali ke bioskop.

BACA JUGA: Netflix Rilis Trailer Film The Shadow Strays, Intip Sinopsisnya

Andi Boediman, seorang investor di industri media dan hiburan mengungkapkan kebangkitan ini merupakan fenomena unik di Indonesia. Andi memaparkan hasil risetnya tentang perkembangan industri film di Indonesia selama 20 tahun terakhir.

“Di Indonesia, penonton telah tumbuh sejak tahun 2000, dimulai dari film ‘Petualangan Sherina’. Pada tahun 2019, pangsa pasar kami mencapai 35% dengan total pasar sekitar US$ 300 miliar atau sekitar Rp 4,5 triliun,” kata Andi dalam peluncuran SAMA Alliance di Jakarta, pada Kamis (29/8/2024).

BACA JUGA: 3 Alasan Harus Nonton Victory, Film Korea tentang Pemandu Sorak

Pandemi COVID-19 sempat menurunkan jumlah penonton secara drastis pada tahun 2020. Namun, ketika pembatasan sosial mulai dilonggarkan pada tahun 2022, industri film Indonesia kembali menunjukkan kebangkitan yang luar biasa.

“Di seluruh dunia, industri film belum kembali pulih seperti pada tahun 2019. Namun, di Indonesia, kita kembali dengan sepenuh hati dan hasil yang luar biasa,” ujar Andi.

Data menunjukkan bahwa pada tahun 2019, total penjualan tiket film di Indonesia mencapai 150 juta. Meski mengalami penurunan selama pandemi, jumlah ini diproyeksikan mencapai 70-80 juta pada akhir tahun 2024.

“Hampir 70% pangsa pasar di bioskop tahun ini adalah film Indonesia. Selama lima tahun terakhir, kita telah menjadi pemimpin di negara ini dengan pangsa pasar lebih dari 50%,” ucap Andi.

Indonesia juga termasuk dalam 12 negara di dunia yang memiliki lebih dari 30% pangsa pasar film nasional di bioskop.

“Di seluruh dunia, hanya ada 12 negara yang memiliki lebih dari 30% market share untuk film dalam negeri, dan Indonesia adalah salah satunya,” tuturnya.

Andi juga menyoroti keberhasilan film Indonesia di pasar internasional. Ia menyebutkan beberapa film yang diproduksinya, seperti “Losmen Bu Broto,” “Gundala,” “Qodrat,” dan “Kalian Pantas Mati” (Tainted Soul). Meskipun “Kalian Pantas Mati” tidak begitu sukses di pasar domestik, film ini berhasil menarik perhatian di luar negeri.

“Di Rusia, kita menduduki posisi nomor tiga tahun ini dan berhasil meraih pendapatan senilai US$ 1 juta,” katanya.

Melihat perkembangan ini, Andi optimistis dengan masa depan industri film Indonesia. Fenomena ini menunjukkan bahwa industri film Indonesia tidak hanya mampu bangkit pascapandemi, tetapi juga siap menghadapi tantangan global dengan penuh optimisme.

“Indonesia memiliki pasar yang besar dan kini kita juga memiliki brand yang siap bersaing di pasar internasional,” ujar Andi.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS