PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berhasil menjaga kinerja yang tangguh hingga kuartal III/2023. Dalam periode itu, perusahaan mencetak laba sebesar Rp 4,20 triliun atau bertumbuh 31,04% secara tahunan.
Hery Gunardi, Direktur Utama BSI mengatakan, kinerja tangguh ini menunjukkan BSI hadir sebagai perusahaan yang resilience dan mampu membuktikan diri sebagai bank syariah yang memberikan kontribusi economic value dan social value yang sangat baik.
“Secara perlahan dan pasti, ekonomi syariah makin dikenal masyarakat yang pada akhirnya memberikan dampak positif pada bisnis BSI. Ditambah lagi, literasi keuangan dan perbankan syariah yang terus kami jalankan kepada para stakeholders untuk menjaga fokus bisnis secara berkelanjutan,” ujar Hery Gunardi dikutip dari website BSI, Kamis (9/11/2023).
BACA JUGA: Dukung Indonesia Bebas Emisi Karbon, BSI Fokus di 5 Sektor Utama
Dia menambahkan, kondisi makro ekonomi dan situasi global yang tidak menentu saat ini menjadi tantangan tersendiri, termasuk bagi perbankan syariah, untuk tetap bertumbuh secara stabil dan berkelanjutan.
Namun demikian, lanjutnya, sektor keuangan syariah, khususnya perbankan syariah, memiliki ciri khas dan keunikan produk yang relatif tahan terhadap goncangan ekonomi.
Salah satu penopang dari pertumbuhan laba yang pesat yakni pertumbuhan volume pembiayaan yang mampu mendorong pendapatan margin bagi hasil tumbuh 15,74%. Selain itu komposisi dana pihak ketiga (DPK) didominasi oleh dana murah.
BACA JUGA: Dorong Inklusi Keuangan Syariah, BSI Bersinergi dengan Semen Padang
Hingga September 2023, penghimpunan DPK mencapai Rp 262 triliun. Dari angka tersebut, komposisi dana murah berupa tabungan sebesar Rp 115 triliun dan giro Rp 42 triliun.
Perusahaan pun terus mendorong pertumbuhan dana murah terutama Tabungan Bisnis yang menjadi salah satu engine dengan pertumbuhan 134,41% dan memiliki tren meningkat.
Dari segmen pembiayaan, penyaluran pembiayaan tercatat tumbuh positif, dengan kualitas yang sehat dan terjaga. Hingga September 2023, perusahaan telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 232 triliun, bertumbuh 15,94% year on year.
Menurutnya, pembiayaan didominasi oleh segmen konsumer sebesar Rp 117,92 triliun, korporasi sebesar Rp 54,39 triliun, mikro sebesar Rp 21,45 triliun, UKM Rp 18,62 triliun dan komersial Rp11,86 triliun.
BACA JUGA: Permudah UKM Lakukan Ekspor, BCA Gandeng PT Indonesia Bisa Ekspor
Selain itu, perusahaan juga fokus dan berkomitmen dalam penyaluran pembiayaan berkelanjutan. Hingga September 2023 pembiayaan berkelanjutan di BSI mencapai Rp 53,6 triliun yang didominasi sektor UKM sebesar Rp 43,4 triliun, disusul pertanian Rp 4,9 triliun, eco-efficient product Rp 3,3 triliun, energi terbarukan Rp 1,4 triliun dan proyek eco-green Rp 600 miliar.
“Perseroan berkomitmen menyalurkan pembiayaan yang sehat dan sustain serta memiliki kualitas baik,” katanya.
Beberapa strategi secara konsisten dilakukan di antaranya fokus pada pembiayaan yang sehat dan orientasi jangka panjang, akselerasi business process dan disiplin dalam monitoring kualitas pembiayaan.
Hingga saat ini, market share pembiayaan BSI tumbuh 3,26% dibandingkan kuartal ketiga tahun lalu. Hal ini merupakan sinyal positif seiring dengan peningkatan market share industri perbankan syariah di Indonesia yang mengalami peningkatan sebesar 7%.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz