Pandemi COVID-19 membuat banyak sektor di Indonesia terkena imbasnya, salah satunya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Merupakan tantangan bagi industri ini untuk dapat kembali lagi seperti normal.
Maka dari itu, diperlukan strategi khusus untuk dapat memulihkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Kemenparekraf bekerja sama dengan beberapa stakeholder membuat beberapa kebijakan baru mengenai tren pariwisata terbaru yang dapat dilakukan.
Selain itu, Kemenparekraf juga membuat program kampanye #BanggaBuatanIndonesia untuk membantu usaha kecil dan menengah (UKM) agar bisa survive di tengah pandemi. Dengan melibatkan stakeholder, mereka memfasilitasi 500 UKM di Jabodetabek untuk dapat menjual produknya di marketplace. Hasil yang didapatkan adalah kenaikan omzet mencapai 60%.
“Indonesia memiliki keragaman budaya yang menjadi modal bagi ekonomi kreatif. Masa pandemi ini, kenaikan omzet malah berlipat ganda karena mereka memanfaatkan platform digital,” kata Yuana Rochma Astuti, Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif Kemenparekraf pada acara Jakarta Marketing Week ke 9, Kamis (10/6/2021).
Traveloka juga turut ikut membantu sektor pariwisata dan UKM. Mereka meluncurkan beberapa inovasi baru. Salah satunya dengan meluncurkan Traveloka Xperience, yaitu tur virtual.
“Kita perlu membangun ekosistem, bukan egosistem. Tur virtual ini ada sebagai pembuka pintu pemupuk hasrat wisatawan di tengah pandemi. Selain itu, untuk menambah wawasan dan membantu perencanaan wisata lokal di masa depan,” jelas Terry Santoso, Head of Marketing Traveloka Xperience.
Selain Traveloka, Tokopedia juga ikut memikirkan bantuan untuk UMKM di Indonesia. Dengan kampanye #BanggaBuatanIndonesia, Tokopedia bekerja sama dengan influencer papan atas untuk memberdayakan ekonomi kreatif.
Menurut Hilmi Adrianto, Senior Lead Public Policy and Government Relations Tokopedia, hasil yang didapat cukup signifikan. Hasil dari kampanye dan promosi secara masif ini membuat kenaikan penjualan dalam beberapa kategori produk lokal.
“Untuk menggerakan masyarakat Indonesia tidak cukup hanya promosi. Harus ada awareness yang lebih besar. Dampak dari kampanye masif ini menjadi salah satu pencetus untuk bagaimana kita meningkatkan UKM maupun pelaku ekonomi kreatif di Indonesia,” tutur Hilmi.
Editor: Eko Adiwaluyo