Anda tentu sudah melakukan jual-beli online di e-commerce maupun marketplace, bukan? Keduanya seperti hal yang sama, namun ternyata berbeda.
e-commerce dan marketplace ini merupakan digital online business yang memiliki karakteristik masing-masing yang menjadi kekurangan dan kelebihannya. Berikut Marketeers telah rangkum dari beberapa sumber mengenai perbedaan antara e-commerce dan marketplace. Simak penjelasannya berikut ini.
E-commerce vs marketplace
Menurut Pediaa.com, e-commerce adalah situs yang menjual berbagai produk dari satu vendor untuk semua segmen konsumen. Hanya ada dua pihak yang terlibat dalam e-commerce, yaitu penjual dan pembeli.
Menurut Vtex, pemilik situs tersebut adalah satu-satunya penjual yang menjadi owner dan bertanggung jawab atas seluruh operasional jual-beli online, mulai dari penyimpanan produk, pembayaran, logistik, dan sebagainya.
Berbeda dengan e-commerce yang mana menurut Pediaa.com, marketplace adalah situs yang menjual berbagai produk dari banyak penjual. Beragamnya produk yang dijual menjadi sebuah daya tarik pelanggan untuk dapat dengan mudah menemukan produk apa pun dalam satu platform.
Marketplace bisa disebut seperti shopping mall online yang di dalamnya terdapat tiga pihak, yaitu vendor (penjual), pelanggan, dan pemilik situs yang berperan selayaknya pihak ketiga.
BACA JUGA: Pembeli Terpikat oleh Online Live Selling, Kok Bisa? Ini Alasannya!
Persediaan produk
Marketplace tidak memiliki persediaan produk apa pun sedari awal, sehingga hanya berperan untuk menyediakan ruang bertemu antara penjual dan pembeli. Hal ini berbeda dengan e-commerce yang perlu untuk menyimpan persediaan produk untuk memenuhi permintaan pelanggan.
Hal ini membuat ecommerce lebih berisiko jika penjualan perusahaan tidak menunjukkan kinerja yang baik.
Modal waktu dan biaya
Bagi Anda para pelaku UKM yang ingin menjual produk, Anda lebih cocok untuk membuka toko online Anda di marketplace dibanding membangun e-commerce sendiri. Anda cukup mendaftar dan membuka toko online hanya dari rumah saja.
Jauh lebih hemat waktu, modal, dan tenaga! Jika Anda ingin membuat e-commerce, umumnya proses pembuatan jauh lebih lama, membutuhkan biaya yang tidak murah, dan waktu yang cukup lama.
Mungkin sesekali Anda bisa mengalami kendala dan perlu memperbaikinya.
Marketing dan Brand Recognition
Penjual di marketplace umumnya dapat memanfaatkan kepercayaan konsumen dan brand recognition yang dimiliki oleh situs tersebut. Reputasi dari situs tersebut dapat menjangkau akses yang jauh lebih luas dan tentunya dengan berbagai penjual lain yang menjadi kompetitor.
Namun, jika penjual membuat situs e-commerce sendiri, pembeli belum tentu memiliki product knowledge dan mengenal e-commerce Anda dengan cepat. Anda perlu mengeluarkan uang lebih untuk melakukan pemasaran dan membangun brand image.
BACA JUGA: Green Business: Kejar Keseimbangan dalam Profit, People, dan Planet
Contoh e-commerce dan marketplace
Contoh dari e-commerce adalah Zalora, Zara, Uniqlo, Shopify, BigCommerce, Woocommerce hingga Magento. Sementara itu, marketplace meliputi Shopee, Tokopedia, BliBli, Bukalapak, Amazon dan Ebay.
Demikianlah penjelasan mengenai perbedaan dari marketplace dan e-commerce. E-commerce adalah situs yang menjual produk dari satu vendor kepada banyak pelanggan, sedangkan marketplace adalah situs yang menjual berbagai jenis produk dari banyak penjual dan pelanggan.
Bagi Anda pelaku usaha, Anda bisa menyesuaikan apakah Anda harus membuka toko online di marketplace maupun membuat e-commerce sendiri. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dan silakan Anda pilih mana yang paling cocok dengan usaha Anda.
BACA JUGA: Sustainable Business: Peran Pelaku Bisnis dalam Mewujudkan SDGs
Editor: Ranto Rajagukguk