MarkPlus, Inc. menyajikan automotive industry outlook lewat riset MarkPlus Analysis. Riset itu dikemas sebagai acuan bagi merek otomotif yang ingin menghadapi tantangan yang tengah menerpa industri kendaraan roda empat atau four wheels (4W) berupa pelemahan pasar yang masih terjadi.
Lewat kolaborasi bersama Forum Wartawan Otomotif (FORWOT), riset dengan judul ‘Driving Tomorrow: Navigating The Future of The 4W Industry‘ yang dipaparkan dalam Automotive Industry Roundtable di MarkPlus Main Campus, Jakarta itu memaparkan beragam hal yang menjadi kunci dalam mendorong pertumbuhan industri otomotif terutama industri kendaraan roda empat.
Iwan Setiawan, CEO MarkPlus, Inc. dan Marketeers mengatakan, untuk menentukan kunci dalam mendorong growth penjualan, brand otomotif perlu untuk mengenal karakter dari mayoritas konsumen di Indonesia.
BACA JUGA: Survei: 56,2% Perilaku Belanja Konsumen Otomotif Lakukan Webrooming
“MarkPlus Analysis menggambarkan, terdapat ada empat segmen yang membentuk karakter konsumen di Indonesia. Empat segmen itu adalah Analyst, Realist, Expresionist dan Conformist,” kata Iwan Setiawan dalam Automotive Industry Roundtable yang digelar pada Rabu (6/11/2024).
Dari empat segmen itu, riset MarkPlus menyebut, komposisi terbesar berasal dari konsumen di segmen Analyst. Penelitian online yang telah selesai dilakukan pada Agustus 2024 itu menyebut bahwa konsumen di segmen Analyst menempati porsi sebesar 50,3%.
Sedangkan segmen terbesar kedua ditempati oleh segmen Realist dengan porsi 33,7%.
Dari sini, bisa disimpulkan bahwa merek yang ingin mendongkrak penjualan dengan optimal perlu untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat di segmen Analyst.
Di segmen ini, konsumen tersebut memiliki karakter yang sangat mendalami sejumlah aspek sebelum melakukan pembelian mobil.
BACA JUGA: Toyota Hadirkan New Hero di Segmen Komersial lewat Hilux Rangga
“Konsumen di segmen ini melakukan evaluasi yang sangat hati-hati. Setiap detail akan sangat diperhatikan mulai dari spesifikasi produk, harga, promo apa yang ditawarkan, ketersediaan suku cadang hingga jaringan diler dari merek tersebut,” ucapnya.
Karenanya, produk perlu memperhatikan setiap detail dari apa yang menjadi bahan pertimbangan konsumen tersebut.
Dari semua aspek itu, aspek yang cukup dominan adalah aspek harga. Mengingat, hal itu sangat berkaitan dengan daya beli masyarakat.
Ia mengatakan, MarkPlus Analysis menunjukkan bahwa 56% konsumen menganggap harga mobil baru terus meningkat di luar kemampuan pendapatan mereka.
Selain itu, 50% responden merasa pajak yang dikenakan terlalu tinggi, sementara 37% menghadapi suku bunga leasing yang memberatkan. “Hal ini menggarisbawahi pentingnya meningkatkan keterjangkauan dan nilai dalam pasar mobil baru untuk menarik minat konsumen,” kata dia,
Di kalangan konsumen kelas menengah, tantangan utama yang dihadapi adalah kenaikan harga mobil baru yang tidak seimbang dengan pertumbuhan pendapatan rumah tangga, serta peningkatan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang mempengaruhi niat pembelian masyarakat melalui pembiayaan kredit kendaraan.
BACA JUGA: Year End Sale Jadi Strategi Wuling Dorong Penjualan di Ujung Tahun
Pada tahun 2024, harga mobil baru tercatat meningkat 37% sejak 2014, sedangkan pendapatan rumah tangga hanya naik sebesar 28% dalam periode yang sama.
“Hal ini menjadikan harga mobil baru lebih tinggi dari pada pendapatan tahunan rata-rata rumah tangga, yang menekan daya beli dan menyebabkan konsumen semakin selektif dalam memilih kendaraan,” ujarnya dalam kegiatan yang didukung oleh Toyota dan Wuling tersebut.
Selanjutnya, dari segi brand, mayoritas konsumen Indonesia lebih cenderung memilih merek dengan keunggulan dari aspek availability.
Karena itulah, para pemain besar di Indonesia sangat serius dalam membangun brand yang dikenal sebagai merek yang menawarkan opsi produk beragam, jaringan penjualan dan layanan purna jual yang luas, suku cadang terjamin dan easy maintenance.
Riset itu menyebut, merek yang berhasil meraih persepsi sebagai merek yang unggul dari aspek availability adalah Toyota, Daihatsu, Honda, Mitsubishi dan Suzuki yang semuanya merupakan pemegang tahta lima besar dalam peringkat total penjualan terbanyak di Indoensia.