Martha Tilaar Terima Penghargaan SDG Pioneers 2018

marketeers article

Setiap tahun, United National Global Compact (UNDG) memberikan penghargaan kepada sepuluh individu SDG Pioneers. Mereka dipilih karena menerapkan Sustainable Development Goals (SDGs) melalui perusahaan mereka. Salah satu penerima penghargaan ini adalah Martha Tilaar, Founder & Chairwoman Martha Tilaar Group.

Ratusan nominasi dari berbagai negara di dunia telah diterima, namun hanya sepuluh finalis yang dipilih oleh komite khusus melalui seleksi ketat. Komite ini memilih sosok-sosok inspiratif di mana bisnisnya dapat memberikan contoh bagaimana perusahaan dapat menjadi usaha yang bermanfaat dalam menangani beragam isu.

Penyerahan SDG Pioneers diadakan di UN Global Compact Leaders Summit 2018 di markas besar PBB di New York, Senin (24/9/2018).

Kelompok Penyeleksi SDG Pioneers, yang terdiri dari perwakilan anggota UN Global Compact Board Members, Expert Networks, Global Compact Network Council, akademisi, UN Focal Points dan peraih SDG Pioneers sebelumnya, memilih para nominasi berdasarkan kriteria tertentu.

Kriteria ini termasuk komitmen individual dalam menerapkan Sepuluh Prinsip dan meningkatkan kepedulian atas SDG, keterlibatan mereka dengan UN Global Compact dan jaringan lokalnya.

Lise Kingo, CEO & Executive Director UN Global Compact mengatakan sepuluh individu ini mendemonstrasikan bagaimana bisnis dapat membuka kunci di bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan sekitar dalam meningkatkan hasil lebih baik di dunia melalui penerapan SDGs.

“Dengan menunjukkan aksi nyata dan progres yang mereka lakukan, membantu menggerakkan yang lain untuk ikut berpartisipasi dalam gerakan yang sama demi menciptakan kondisi ideal yang kita inginkan,” kata dia.

Melalui perusahaan kosmetik dan tradisional herbal yang didirikannya, Dr (H.C) Martha Tilaar telah memberdayakan ribuan perempuan melalui usahanya dengan memberikan pelatihan kepada mereka untuk mendapatkan keahlian.

Secara tak langsung, Martha telah mencegah para perempuan untuk menjadi korban perdagangan manusia yang terkadang disamarkan dengan pencarian tenaga kerja lokal. Ia juga telah mengenalkan ramuan herbal tradisional Indonesia kepada pasar internasional melalui produk-produknya yang ditujukan pada perempuan. Ia menciptakan lapangan hijau khusus tanaman herbal bernama Kampoeng Djamoe Organik sebagai salah satu usahanya mempertahankan kosmetik dan obat-obatan herbal berbahan alami

Martha Tilaar juga mempekerjakan lebih banyak perempuan diperusahaannya (sekitar 70%) untuk memproduksi produk-produk herbal dan kosmetik dengan slogan Beautifying Indonesian women – inner and outer beauty.

Pusat Pelatihan

Dalam menerapkan pemberdayaan perempuan, Martha mendirikan pusat pelatihan untuk terapis spa. Ia memberikan beasiswa penuh serta akomodasi, uang saku, dan pelatihan gratis selama 3- 6 bulan bagi remaja putri dari keluarga kurang mampu.

Di sana, mereka memperoleh kesempatan memiliki keahlian khusus dalam bidang terapi, hospitality, tata krama, finansial dasar, kecantikan dan lainnya. Ada lebih dari 6000 perempuan Indonesia yang kini memiliki keahlian khusus dan sebagian besar telah menjadi entrepreneur yang sukses memiliki bisnis sendiri di bidang kecantikan.

Melalui perusahaannya, Martha Tilaar telah membantu mempertahankan minuman tradisional herbal dengan membantu para penjual jamu gendong memproduksi minuman jamu yang berstandar. Selama lebih dari 20 tahun perushaan mensupervisi lebih dari 2.500 penjual jamu.

“Saya percaya bahwa kita tidak boleh melupakan kekuatan dari para perempuan,” papar Martha Tilaar.

Ia melanjutkan, “Sampai hari ini, saya masih melihat perempuan dengan keahlian khusus yang belum mendapatkan kesempatan untuk menyadari potensi merkea. Untuk menyuarakan Global Goals kita butuh lebih banyak perempuan untuk terlibat dalam seluruh aspek kehidupan.”.

Pemprakarsa pengembangan korporat UN Global Compact mengajak perusahaan-perusahaan untuk mengharmonikan strategi dan tindakan dengan prinsip universal pada hak asasi manusia, ketenagakerjaan, lingkungan hidup, antikorupsi dan mengambil tindakan yang dapat meningkatkan tujuan sosial.

Di Indonesia, lebih dari 70 perusahaan dan organisasi non bisnis telah bergabung dengan gerakan ini dan Global Compact Network Indonesia. Mereka mendukung usaha perusahaan untuk menerapkan kegiatan bisnis yang berkesinambungan sejak tahun 2006.

Editor: Sigit Kurniawan

    Related