Pemerintah Indonesia berencana membangun Pusat Data Nasional yang direncanakan selesai paling lambat tahun 2023. Pusat Data Nasional ini akan menjadi fondasi bagi realisasi digitalisasi nasional yang disiapkan Presiden Joko Widodo.
“Tantangan besar bagi negara ini dalam menghadapi digitalisasi dan terjadi di ranah siber adalah masalah keamanan. Sebab itu, kesadaran ekosistem terhadap keamanan siber dan kedaulatan data sangat penting untuk terus ditingkatkan,” ungkap Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian.
Meski sudah lama menjadi permasalahan yang dihadapi, situasi pandemi global juga telah menempatkan keamanan siber sebagai isu utama. Sehingga, semua pihak dituntut untuk mengelola data secara lebih baik.
Karena, menyimpan data dengan aman dan memenuhi asas kepatuhan yang legal juga dapat mendukung tumbuhnya inovasi selaras dengan pertumbuhan industri. Sehingga, bisnis pun bisa ikut maju dan berbagai organisasi dapat mengambil keputusan dengan lebih tepat sasaran.
“Huawei akan terus berinovasi untuk teknologi seperti cloud, 5G, dan artificial intellegent (AI), dan data. Kami yakin perkembangan ekosistem teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) yang kuat di Indonesia dapat mendukung percepatan digitalisasi nasional. Sehingga, bukan tidak mungkin Indonesia menjadi negara dengan ekonomi teratas dunia pada beberapa tahun ke depan,” ujar CEO Huawei Indonesia Jacky Chen.
Huawei sendiri telah mendukung investasi di bidang komputasi cloud sejak 12 tahun lalu. Dan dalam tiga tahun terakhir, Huawei meningkatkan besaran investasi untuk menghadirkan layanan hingga ke 23 kawasan di seluruh dunia.
Editor: Ramadhan Triwijanarko