Laporan BSA | The Software Alliance memaparkan bahwa banyak perusahaan di Indonesia telah melegalkan hampir 3.000 PC sebagai bagian dari kampanye melegalkan perangkat lunak. Namun, masih banyak perusahaan-perusahaan lain di Indonesia yang mengambil risiko dari penggunaan perangkat lunak illegal. Risikonya adalah kejahatan dunia siber, kehilangan data, hingga risiko hukum dan reputasi.
Di Indonesia menurut laporan BSA hanya 194 perusahaan di delapan provinsi yang telah melegalkan perangkat lunak sejauh ini. Mengingat rate penggunaan perangkat lunak ilegal di Indonesia adalah 83%, data ini menunjukan bahwa puluhan ribu perusahaan di Indonesia masih terus menggunakan perangkat lunak ilegal. Delapan provinsi tersebut adalah Jawa Timur, Jakarta, Jawa Tengah, Bali, Yogyakarta, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Banten.
“Perusahaan Indonesia yang melegalkan perangkat lunaknya telah melakukan hal yang tepat bagi pelanggan, karyawan, dan pemegang saham mereka. Perusahaan ini adalah panutan,” kata Tarun Sawney, Direktur Senior BSA dalam rilisnya.
Ia menambahkan, selain konglomerat ini, kontribusi perusahaan di Indonesia harus lebih baik lagi. Indonesia adalah negara yang penting, tetapi upaya sektor bisnis dalam melegalkan perangkat lunak cukup mengecewakan. “Pemerintah serta pemimpin perusahaan perlu mengatasi masalah ini untuk menjaga keamanan publik,” ungkapnya.
Kampanye BSA Legalize and Protect diluncurkan untuk mengedukasi pemimpin perusahaan tentang berbagai risiko terkait dengan penggunaan perangkat lunak ilegal, termasuk risiko keamanan dunia maya. Pada bulan September, BSA meluncurkan kampanye Clean Up to the Countdown untuk membujuk pemimpin perusahaan agar memastikan perusahaan mereka patuh pada di tahun 2020. Kampanye ini diluncurkan di empat negara besar di Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.
Untuk mencegah krisis di masa depan, perusahaan dapat menerapkan aturan software asset management (SAM) yang terbukti dapat memanfaatkan teknologi mereka. Melegalisasikan perangkat lunak juga dapat membantu perusahaan mencegah pelemahan keamanan cyber, meningkatkan produktifitas, mencegah kerusakan, memusatkan manajemen lisensi dan bahkan mengurangi biaya karena fleksibilitas sistem langganan yang modern.
Editor: Eko Adiwaluyo