Masih Mungkinkah Pelaku E-Commerce Baru Saingi Pemain Besar

marketeers article
Ilustrasi e-commerce. (FOTO: 123rf)

Indonesia memang selalu menjadi pasar yang menggiurkan bagi pelaku bisnis. Populasi muda yang besar, penetrasi mobile yang terus meningkat, dan juga pertumbuhan ekonomi yang semakin kuat.

Berdasarkan studi terbaru Peta E-commerce iPrice di kuartal I 2018, Lazada hingga kini masih mampu bertahan di posisi puncak sebagai marketplace yang memiliki jumlah pengunjung tertinggi, diikuti oleh e-commerce lokal Tokopedia dan Bukalapak.

Gempuran pemain luar di Tanah Air memang menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi para pemain lokal. Terutama bagi mereka yang masih bermain di usaha kecil dan menengah, tentu menyaingi raksasa seperti Tokopedia, Lazada, dan Shopee adalah hal yang amat sulit.

David Chmelař selaku CEO dan Co-founder iPrice menyatakan setidaknya ada tiga strategi yang bisa dilakukan para pemain lokal untuk meningkatkan valuasi bisnisnya di pasar yang kompetitif ini. Salah satunya adalah fokus pada segmentasi tertentu.

Bagi pemain lokal yang tidak memiliki dana sebesar Tokopedia atau Bukalapak, bukan hal yang bijaksana untuk mencoba menjual segala barang di marketplace-nya. Di dunia digital yang sudah dipenuhi oleh jutaan bisnis, penting bagi pemain UKM untuk menciptakan proposisi nilai yang unik dengan menjual barang untuk segmentasi tertentu.

“Seperti Otten Coffee yang khusus menjual barang-barang bagi pecinta kopi, Maskoolin yang menjual fesyen khusus pria, dan Hijup yang khusus menjual pakaian muslimah,” ujar David.

Salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh pemain lokal adalah tidak memprioritaskan pengalaman belanja yang dialami oleh konsumen. Sama seperti toko fisik, pemain lokal harus memastikan bahwa perjalanan pelanggan semulus mungkin di situs mereka.

Pelaku marketplace akan mudah kehilangan konsumen jika pengalaman belanja yang dilalui tidak sesuai dengan ekspektasi mereka. Seperti produk yang minim deskripsi, opsi pembayaran yang menyulitkan, tidak ada pilihan pengiriman barang yang lengkap, dan sebagainya.

David menambahkan belanja iklan memang penting dan semua orang bisa menciptakan iklan yang bagus, namun pengalaman belanja yang buruk pada akhirnya berujung ketiadaan penjualan. Baginya bisnis e-commerce yang bertujuan untuk tumbuh dan mampu bersaing harus memiliki strategi pemasaran yang komprehensif.

“Ini adalah pekerjaan besar pemain lokal di Indonesia untuk mengidentifikasi tujuan, visi dan misi, mengindentifikasi target pelanggan, rencana promosi multi-channel dan banyak lagi. Tidak bisa dipungkiri, multi-channel marketing merupakan strategi yang efektif untuk menjemput audience yang lebih besar,” pungkas David.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related