Masih Prospektifkah Industri Makanan dan Minuman?

marketeers article

Sektor makanan dan minuman (mamin) menjadi salah satu industri yang belakangan banyak dilirik. Kompetisi tentu menjadi kian ketat. Lantas, masih prospektifkah industri mamin di Indonesia ke depan?

Pada triwulan kedua 2018, data Kementerian Perindustrian mencatat pertumbuhan industri mamin mencapai 8,67% atau melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,27%. Bahkan, sektor industri mamin mampu memberikan kontribusi tertinggi terhadap PDB industri pengolahan nonmigas hingga 35,87%.

“Pertumbuhan di pasar domestik juga mendukung perbaikan efisiensi produksi sehingga dapat menghasilkan produk yang lebih kompetitif dari sisi harga dan lebih berkualitas sehingga bisa bersaing di pasar Asean dan global,” jelas Plt. Dirjen Industri Agro Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono di Jakarta, Rabu (03/10/2018).

Sigit optimistis industri makanan dan minuman masih prospektif di masa depan. Hal ini seiring dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat serta semakin besarnya kebutuhan makanan dan minuman, khususnya produk olahan.

Selanjutnya, industri mamin juga memberikan kontribusi besar terhadap nilai investasi sepanjang semester pertama 2018 dengan menyumbang sebesar 47,50% atau senilai Rp 21,9 triliun untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN). Sedangkan, untuk penanaman modal asing (PMA), industri makanan berkontribusi 10,41% atau US$586 juta.

Related