Industri sepeda motor nasional beberapa tahun belakangan belum bisa ngebut. Pencapaian yang cenderung stagnan, kerap terjadi saban tahun. Prediksinya, industri sepeda motor bisa tumbuh lebih tinggi pada tahun 2018 dan 2019 nanti.
Tahun ini, industri sepeda motor mulai menampakkan perbaikan penjualan ketimbang tahun sebelumnya. Ada beberapa faktor yang mendukung pencapaian positif ini, baik itu dari sisi eksternal dan internal.
Mengacu data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), hingga September 2018 penjualan motor nasional telah mencapai 4,7 juta unit. Menurut Ketua AISI Johannes Loman, melihat waktu yang tersisa, ada optimisme bahwa tahun ini penjualan bisa melebihi tahun lalu. Tercatat pada tahun 2017, penjualan motor nasional hanya di kisaran 5,9 juta unit.
Melihat pencapaian hingga September 2018, AISI bahkan memprediksi penjualan tahun ini bisa melebih target yang sudah ditetapkan. AISI memasang target awal di kisaran 5,9 juta unit-6,1 juta unit. “Kami optimistis bahwa tahun ini bisa mencapai di kisaran 6,2 juta unit hingga 6,3 juta unit,” tambah Johannes.
Ada beberapa faktor yang mendukung pertumbuhan ini. Di antaranya, daya beli masyarakat yang terbilang bagus. Hal ini didukung oleh pembangunan yang merata di penjuru Tanah Air. Kemudian, membaiknya harga produk-produk komoditi juga berperan besar dalam pertumbuhan ini.
Di sisi lain, para pemain di industri ini berhasil memanfaatkan momentum dengan bagus. Dilakukan dengan terus menghadirkan beragam produk yang memenuhi kebutuhan pasar. “Produsen terus melakukan inovasi produk dan teknologi yang menarik minat konsumen untuk membeli motor,” jelasnya.
Sampai dengan September 2018, sepeda motor Honda masih mendominasi pangsa pasar nasional. Market share 74,9% penjualan sepeda motor sepanjang Januari-September 2018 dikuasai oleh pabrikan berlogo sayap ini. Sekitar 3,5 juta unit motor Honda telah terdistribusikan selama sembilan bulan.
Di belakangnya, mengikuti Yamaha dengan pangsa pasar 22,5% atau lebih dari 1 juta unit sepeda motor. Posisi ketiga dan keempat diisi Suzuki dan Kawasaki. Keduanya berbagi pangsa pasar sebesar 1,3% dengan penjualan sekitar 60.000 unit. Terakhir, TVS menyumbang 0,5% penjualan sepeda motor nasional.
Menurut data AISI, pasar skutik masih merajai jalanan Tanah Air. Johannes pun memprediksi bahwa segmen ini akan terus memimpin pasar sepeda motor hingga tahun depan. Sampai dengan bulan Agustus 2018, penjualan motor skutik mendominasi hingga 84,10% terhadap total kendaraan yang didistribusikan.
Nada yang sama pun disampaikan oleh Yohan Yahya, Departmen Head of Sales & Marketing 2W PT Suzuki Indomobil Sales (PT SIS). Menurutnya, pasar skutik akan tetap mendominasi. Namun ada beberapa pergeseran yang menarik. “Segmen skutik menengah seperti di kelas 125cc kini mulai berkurang penjualannya. Sementara, segmen skutik kelas 110cc tetap besar dan yang bermesin besar 150cc ke atas juga tetap besar pertumbuhannya,” ujarnya.
Sementara tipe underbone dan sport hanya berkontribusi sebanyak 8,03% dan 7,87% terhadap total distribusi pada delapan bulan 2018. “Untuk segmen motor sport 150cc, kami berharap minimal tumbuh stabil. Namun, tren pasar menunjukkan kecenderungan yang agak menurun. Meski begitu, pasar sepeda motor ini masih tetap ada hingga lima tahun mendatang mungkin tersisa sekitar 3%. Tidak serta merta beralih semua ke skutik,” lanjut Yohan.
Suzuki yang belum lama ini meluncurkan GSX150 Bandit di segmen naked sport 150cc pun memasang target penjualan 2.000 unit per bulannya. Untuk segmen ini, GSX150 Bandit membangun positioning sebagai motor dengan beragam penggunaan dan untuk konsumen dari beragam profesi. Artinya, motor ini bisa digunakan untuk harian, touring atau jalan-jalan, digunakan sendiri hingga berboncengan.
Seksinya pasar skutik juga dialami oleh pemain premium sekelas Vespa. “Tahun ini cukup menarik dan kami berhasil tumbuh di atas pertumbuhan industri. Strategi marketing melalui peluncuran produk baru, membangun jaringan, dan komunitisasi masih berjalan efektif untuk bisnis kami,” ujar Presiden Direktur PT Piaggio Indonesia Marco Noto La Diega.
Salah satu tulang punggung mereka adalah Vespa Primavera yang menyumbang sekitar 25% dari total penjualan mereka. Sayangnya, Marco enggan menyebutkan angka pasti dari pencapaiannya tersebut. Untuk tahun depan, Marco optimistis bisa tumbuh di atas 9% atau double digit.
Sigit Kumala, Ketua Bidang Komersial AISI mengungkapkan, pertumbuhan distribusi yang terjadi pada delapan bulan tahun ini lantaran kondisi ekonomi dan harga komoditas yang stabil pada semester pertama tahun ini, dan berlanjut pada dua bulan pertama semester kedua 2018.
Satu hal yang menjadi perhatian para pemain adalah faktor pengaruh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Kondisi ini masih dicermati bersama. “Saat ini anggota AISI belum menaikkan harga jual. Kami masih memantau kondisi nilai tukar sampai akhir tahun. Tahun depan, kemungkinan baru ada perubahan harga,” kata Sigit.
Marco pun menyatakan komitmennya untuk tidak menaikkan harga dan akan tetap melakukan ekspansi jaringan diler mereka di tengah kondisi seperti sekarang ini.
“Untuk tahun 2018 ini, fokus strategi kami mengarah pada menghadirkan produk baru, aksesoris dan suku cadang dengan garansi produk tiga tahun. Dan kami tidak akan menaikkan harga. Ya, kami merugi soal ini. Tentu dalam melakukan strategi ini, kami melibatkan pecinta Vespa dan komunitas kami di dalamnya,” jelas Marco.
Editor: Sigit Kurniawan