Hampir semua pelaku bisnis mulai menyadari betapa pentingnya memuaskan keinginan pelanggan. Demi berfokus untuk melayani apa yang pelanggan inginkan, mass customization menghadirkan produk berorientasi customer driven.
Di tengah persaingan pasar, perusahaan berbondong-bondong saling bersaing untuk dapat menampung berbagai aspirasi pelanggan terhadap produk yang dihasilkan.
Pelanggan yang kebutuhannya beragam juga perlu dipenuhi dengan berbagai produk yang juga bersifat personal. Bagi perusahaan, biaya produksi pun menjadi sebuah perhatian.
Produk memang perlu dibalut dengan sentuhan personalisasi, namun biaya produksi akan mudah ditekan jika dilakukan secara massal. Untuk memahami mass customization sebagai sebuah teknik produksi yang memperhatikan keinginan pelanggan, simak pembahasan selengkapnya pada artikel berikut ini:
Apa itu mass customization?
Menurut Fogliatto et al. (2012), mass customization adalah proses atau strategi produksi yang bertujuan untuk menghasilkan produk atau layanan yang terpersonalisasi dengan memenuhi kebutuhan pelanggan dalam skala besar.
Sementara itu, Piller (2001) menyebutkan mass customization adalah produksi massal yang berbasis customer-oriented dengan produksi massal untuk pasar yang begitu besar.
Cara ini berusaha untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda dan spesifik dari setiap pelanggan dengan biaya produksi massal yang terstandar.
Bahkan, melansir dari Investopedia, kustomisasi massal ini menjadi sebuah teknik manufaktur sekaligus pemasaran yang mengombinasikan fleksibilitas dan personalisasi produk dengan biaya rendah dan produksi massal.
BACA JUGA: 4 Langkah Menerapkan Cost Leadership Strategy yang Efektif
Nama lain dari mass customization ini bisa disebut dengan made-to-order atau built-to–order. Teknik ini telah digunakan oleh berbagai perusahaan, mulai dari perusahaan ritel, produsen software hingga jasa keuangan.
Penerapan strategi kustomisasi massal ini cukup banyak, misalnya pada produk komputer Dell, sepatu Nike, mobil Toyota hingga pakaian Brooks Brothers. Pada layanan jasa keuangan, perusahaan juga dapat menawarkan layanan portfolio yang beragam sesuai dengan keinginan klien.
Tak dimungkiri lagi jika perusahaan yang mampu mengimplementasikan kustomisasi massal akan memiliki competitive advantage dibanding perusahaan lain yang hanya menawarkan produk itu-itu saja tanpa inovasi.
Keunggulan dari mass customization
Strategi produksi mass customization cukup efektif untuk menggantikan strategi diferensiasi produk. Produsen tak perlu mendesain fitur apa saja yang membuat produknya unik, namun konsumenlah yang akan memutuskan.
Dengan kesempatan untuk mendesain produknya sendiri, konsumen akan merasa lebih memiliki produknya dan lebih memilih perusahaan dengan layanan tersebut dibanding perusahaan lainnya.
Mass customization ini juga seringkali dapat menjadi bagian dari strategi pemasaran yang menguntungkan bagi perusahaan. Layanan kustomisasi produk ini menjadi keunggulan bersaing perusahaan dibanding produk sejenis lainnya.
Perusahaan akan menawarkan produk terkustomisasi dan personal dengan harga yang wajar. Dengan kualitas yang terjaga, maka perusahaan memiliki peluang untuk meningkatkan penjualan, keuntungan, dan loyalitas pelanggan.
Selain itu, dari sisi produksi dan distribusi, perusahaan juga akan lebih mampu mengelola inventory dan efisiensi produk akibat biaya persediaan yang rendah.
BACA JUGA: Cost Leadership: Strategi Biaya Rendah untuk Menangkan Kompetisi
Empat tipe produksi mass customization
Dalam mass customization, terdapat empat tipe produksi yang tercantum dalam buku Mass Customization: The New Frontier in Business Competition (Harvard Business Review Press, 1992) oleh B. Joseph Pine II. Berikut penjelasannya:
1. Kustomisasi kolaboratif
Perusahaan akan bermitra dengan klien untuk menghasilkan produk atau layanan yang spesifik, unik, dan personal untuk setiap klien.
2. Kustomisasi adaptif
Perusahaan memproduksi produk terstandar dengan fitur yang disesuaikan oleh end user atau pengguna akhir.
3. Kustomisasi transparan
Perusahaan akan menawarkan produk kustom kepada klien namun tanpa menyebutkan bahwa produk tersebut memang dirancang untuk terkustomisasi. Bentuk mass customization ini berdasarkan dengan perilaku pelanggan.
4. Kustomisasi kosmetik
Perusahaan memproduksi produk terstandar dengan strategi pemasaran yang berbeda untuk setiap segmen pelanggan. Joseph Pine berfokus pada konsep memproduksi bagian-bagian kecil produk yang dapat dipertukarkan dan dirakit secara kustom.
Hal ini membuat modal produksi menjadi rendah, namun konsumen mampu memilih produk seperti apa yang diinginkan.
Kesimpulannya, mass customization telah menjadi teknik produksi yang cukup potensial untuk dilakukan oleh perusahaan yang berupaya untuk dekat dengan pelanggan. Lebih peka dan berempati dengan kebutuhan pelanggan dapat menjadi modal untuk menghasilkan produk yang benar-benar pelanggan inginkan.
Pelanggan yang merasa terpuaskan akan menjadi loyal dan selalu kembali ke produk Anda. Bahkan, pelanggan setia akan dengan sukarela mempromosikan produk Anda kepada orang terdekatnya.
BACA JUGA: Porter’s Five Forces: Alat Analisis Industri agar Menang Bersaing
Editor: Ranto Rajagukguk