Alat pembayaran mengalami evolusi seturut perkembangan teknologi. Di masa lalu, misalnya, pembayaran masih didominasi dengan uang unai. Sekarang, tren pembayaran ini telah bergeser dengan menggunakan teknologi baru, yakni mobile Point of Sale (mPOS). Teknologi tersebut saat ini menjadi teknologi sekaligus kunci utama bisnis di kawasan Asia Pasifik pada tahun 2014. Singkat cerita, teknologi mPOS memungkinkan para pedagang melakkan konversi fitur yang ada di dalam smartphone atau tablet mereka dan menghubungkan perangkat tersebut kepada sebuah terminal yang dapat membaca dan menerima kartu pembayaran.
MasterCard Asia Pasifik melaporkan konsumen Asia Pasifik sudah mulai terbiasa dengan penggunaan pembayaran contactless. Hal ini tercermin pada pertumbuhan jumlah pengguna pembayaran contactless pada tahun 2014, yaitu tumbuh sebesar 49% dibanding tahun 2013. Perubahan tengah terjadi, dari sistem pembayaran tunai menjadi layanan berbasis mPOS.
”Pertumbuhan yang pesat dalam pembayaran contactless dan pembayaran secara mobile diharapkan dapat terus berlangsung. Alasannya, di kawasan ini, masih banyak uang tunai yang beredar dan perlu diganti dengan sistem pembayaran contactless. Untuk itu, kami gencar melakukan upaya pemasaran terkait sistem pembayaran ini,” ujar Raj Dhamodharan, Emerging Payments Group Head MasterCard Asia Pasifik dalam siaran persnya.
Menurut data MasterCard, Australia masih menjadi yang terdepan dalam jumlah pengguna pembayaran contactless. Hampir dua pertiga transaksi dengan menggunakan MasterCard dilakukan tanpa melalui kontak langsung antara kartu dengan mesin pembaca pada setiap POS (point of sales). Pertumbuhan jumlah pengguna pembayaran contactless juga dialami oleh MasterCard Australia sebanyak 45% antara tahun 2013 dan 2014. Di bawahnya, MasterCard melihat pertumbuhan yang cepat di masyarakat Singapura. MasterCard Singapura mencatat pertumbuhan tertinggi dalam penggunaan pembayaran contactless, hingga dua kali lipat di periode yang sama. Hal ini didorong oleh peningkatan jumlah pengguna MasterCard di negara tersebut.
Hal yang juga terjadi di Hong Kong. Hong Kong juga telah merasakan manfaat dari dorongan pemasaran yang kuat yang menyebabkan pertumbuhan transaksi contactless lebih dari empat kali lipat pada tahun 2014 dibandingkan tahun sebelumnya (YoY). Selain tiga di atas, Selandia Baru juga mengalami peningkatan dalam jumlah pemakaian teknologi pembayaran contactless. Penelitian dari MasterCard menyebutkan bahwa delapan dari 10 pengguna mengatakan hal itu terjadi karena teknologi tersebut sangat menghemat waktu (62%) dan sangat nyaman serta mudah untuk digunakan (58%).
“Menurut penelitian yang dilakukan oleh Annapolis Consulting Group, jumlah pemakaian mPOS di seluruh dunia diperkirakan akan tumbuh dari delapan juta pada tahun 2013 menjadi 18 juta pada tahun 2017. Diprediksi sebagian dari pertumbuhan tersebut disebabkan oleh peluncuran terbaru teknologi mPOS dari MasterCard di kawasan Asia Pasifik,” kata Raj.
Raj menambahkan, Indonesia termasuk salah satu negara berkembang yang turut melakukan perubahan pada sistem pembayaran tunai menjadi layanan berbasis mPOS. Menangkap hal tersebut, untuk pertama kalinya di Indonesia, MasterCard berkolaborasi dengan BNI dan Telkomsel memberikan penawaran layanan pembayaran melalui mPOS kepada para agen asuransi Equity Life Indonesia. Layanan pembayaran ini tidak hanya memberikan kemudahan, tetapi juga memberikan sebuah pengalaman pembayaran yang lebih aman dan lebih melindungi para pelanggan.
Menurut Raj, perangkat mobile memberikan kesempatan kepada merchant-merchant kecil untuk melakukan transformasi pengalaman pembayaran kepada pelanggan mereka, terutama saat transaksi jual beli terjadi (point of sale). Apalagi, sekarang mereka dapat menggunakan kartu sebagai alat pembayaran.
“Semakin lama, kami dapat melihat usaha kecil dan pedagang mobile, seperti agen asuransi dan bisnis pesan antar makanan beralih ke solusi yang ditawarkan oleh mPOS yang dapat membantu memperluas cakupan pelanggan dan penjualan mereka. Hingga pada waktunya, hal ini dapat membantu menggantikan penggunaan uang tunai di negara ini, serta membuka jalan untuk terbentuknya masyarakat non-tunai atau cashless society,” pungkas Raj.