Masuk 10 Besar Bank Syariah Global, Market Cap BSI Capai Rp 131,47 Triliun
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) masuk dalam jajaran Top 10 Global Islamic Bank pada awal tahun 2024. Hal ini dicapai berkat performa market cap perseroan yang menembus Rp 131,47 triliun.
Capaian Top 10 Global Islamic Bank berdasarkan market capitalization atau market cap terbesar ini lebih cepat dari target perseroan yang akan diraih pada 2024. Adapun torehan kapitalisasi pasar terbesar itu mengacu pada penutupan harga saham perusahaan berkode emiten BRIS ini pada perdagangan Rabu 13 Maret 2024 dengan kapitalisasi setara US$ 8,44 miliar.
BACA JUGA: Strategi BSI Dorong UMKM lewat Inisiatif Go Digital, Go Halal, Go UMKM
Pada periode tersebut, perdagangan di Bursa Efek Indonesia, saham BRIS dibuka pada level harga Rp 2.610 dan ditutup pada Rp 2.850 atau naik 9,62%. Dari harga penutupan tersebut, harga saham BRIS telah naik hingga 63,79% jika dihitung sejak awal tahun 2024 (year-to-date/YTD) atau naik 114% dalam satu tahun.
Dengan level harga BRIS saat ini, target price konsensus para analis di Bloomberg sebesar Rp2.540 telah terlampaui.
BACA JUGA: Strategi BSI Mendorong Performa Perusahaan lewat Digitalisasi
Secara global, BRIS berada pada peringkat sepuluh dengan kapitalisasi pasar terbesar bank syariah dunia di bawah Emirates Islamic Bank US$ 10,38 miliar pada posisi sembilan dan Abu Dhabi Islamic Bank US$ 10,94 miliar pada posisi delapan terbesar.
Hery Gunardi, Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk mengatakan peningkatan kinerja BRIS sejalan dengan kondisi indeks harga saham gabungan (IHSG) yang bergerak di rentang 7.409,67 hingga menembus rekor 7.435,81. Perseroan menjadi salah satu faktor pendorong yang turut menggerakkan IHSG menjadi hijau.
Selain itu, Hery menjelaskan sektor perbankan terutama Top 4 Banks masih menjadi andalan utama investor domestik dan global di Bursa Efek Indonesia (BEI) karena kinerjanya yang stabil. Terlebih, tiga dari Top 4 Banks adalah induk dari BRIS yaitu, BMRI, BBRI dan BBNI.
“Ketika BRIS ternyata memiliki fundamental performance sangat baik, maka BRIS pun menjadi saham yang banyak dikoleksi investor,” kata Hery melalui keterangannya, Jumat (15/3/2024).
Di sisi lain, Hery lanjut menjelaskan untuk menjaga kepercayaan publik, BSI juga terus aktif melakukan kegiatan update kepada investor potensial baik yang sudah maupun yang belum memiliki saham BRIS melalui berbagai kegiatan konferensi dan non-deal roadshow (NDR).
“Oleh karena itu, kami pun tentu akan menjaga kepercayaan ini dengan terus meningkatkan kinerja semakin baik. Kami ingin menjadikan BSI sebagai salah satu bank transaksional terbaik di segmen retail maupun wholesale,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir menambahkan investor asing makin percaya terhadap kinerja fundamental perseroan maupun kinerja sahamnya di lantai bursa Indonesia. Hal tersebut membuktikan kehadiran BSI sejak 2021 yang diproyeksikan sebagai lokomotif ekonomi syariah tumbuh secara berkelanjutan.
“Apresiasi investor asing yang merupakan institusi terpercaya di bidang investasi ini adalah sebuah kepercayaan luar biasa bagi BSI. Ini menjadi bukti bahwa kinerja kami yang tumbuh berkelanjutan memiliki nilai ekonomi yang potensial di masa depan,” katanya.
Erick mengatakan pemerintah sebenarnya menargetkan BSI masuk dalam sepuluh besar bank syariah dunia berdasarkan kapitalisasi pasar pada 2025. Namun ternyata realisasinya lebih cepat, yang membuktikan BSI memiliki resiliensi tinggi dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi.
Prestasi BSI ini, lanjut Erick, menjadi pembuktian Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim mempunyai bank syariah terbesar dengan fundamental kinerja yang tangguh. BSI menjaga kinerja keuangan tetap tumbuh secara impresif di tengah tantangan dan ketidakpastian perekonomian global karena meningkatnya tensi geopolitik dunia.
Editor: Ranto Rajagukguk