Pandemi yang melanda sejak tahun lalu mengubah lanskap pendidikan di Indonesia. Pendidikan yang sebelumnya berfokus pada cara belajar tradisional tiba-tiba dipaksa bertransformasi menjadi serba digital. Akibatnya, terjadi tantangan serius akibat digital gap yang besar di kalangan tenaga pendidik.
Menjelang pembukaan sekolah yang ditargetkan bulan Juni mendatang, sejumlah pihak mengatakan cara belajar digital tidak akan berubah kembali menjadi tradisional.
Artinya, tantangan justru akan semakin besar. Sebab, guru harus pintar-pintar juggling antara pembelajaran tatap muka secara tradisional dengan pembelajaran digital.
“Guru harus beradaptasi dengan kondisi pendidikan yang telah berubah. Untuk itu, perlu ada pelatihan karena guru justru harus menjadi penggerak transformasi di dunia pendidikan,” kata Iwan Syahril, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi.
Dibuka pada Jumat (28/05/2021), Pelatihan Keterampilan Digital Abad 21 yang digelar oleh Microsoft untuk guru Indonesia menjadi cara perusahaan teknologi ini mendorong digitalisasi pendidikan di Indonesia. Setidaknya ada 25.000 guru dari seluruh Indonesia yang dilatih untuk semakin terampil menggunakan teknologi sebagai kanal pengajaran.
Microsoft membagi pelatihan menjadi dua tingkat, yaitu dasar dan menengah. 80% guru mendaftar untuk tingkat dasar dan 20% lainnya tingkat menengah. Pelatihan digelar secara virtual pada 14-17 Juni 2021.
“Kami mendesain pelatihan ini agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhan guru dan ketersediaan waktu mereka, jadi lebih terpersonalisasi,” kata Benny Kusuma, Education Lead Microsoft Indonesia.
25.000 guru ini akan dilatih menggunakan medium belajar digital seperti rangkaian aplikasi Microsoft. Di antaranya fitur umum Outlook, Microsoft Teams, dan Class Notebook. Pelatihan penggunaan aplikasi untuk belajar ini difokuskan untuk tingkat dasar.
Sementara, tingkat menengah akan berfokus pada transformasi cara belajar di dalam kelas digital. Hal ini didorong dengan unsur pembelajaran yang kini menuntut pengalaman interaktif antara siswa, guru, dan materi yang diajarkan. Peserta tingkat menengah juga akan dilatih menggunakan Microsoft Planner, Minecraft, dan Power Automate.
“Dengan antusiasme guru untuk mengikuti pelatihan ini, kami berharap pelatihan selama tiga hari bisa mengembangkan efektivitas dan kreativitas mereka dalam mengajar,” tutup Benny.
Editor: Sigit Kurniawan