Masyarakat Sekitar Jalur Kereta Cepat Diajak Jaga Kelancaran Operasional
Persiapan operasional kereta cepat Jakarta-Bandung terus dilakukan dari berbagai sisi. Selain melakukan uji coba jalur, sarana dan prasarana, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) juga terus melakukan beragam langkah sosialisasi untuk masyarakat.
General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa mengatakan, salah satu sosialisasi yang dilakukan yakni mengajak masyarakat untuk turut serta bekerja sama mewujudkan keselamatan dan keamanan perjalanan kereta cepat baik pada masa uji coba ataupun saat mulai beroperasi melayani penumpang.
Ia menekankan, masyarakat diminta untuk tidak beraktivitas di jalur kereta cepat karena sangat berbahaya.
“Meski sepanjang jalur kereta cepat yang membentang dari Halim hingga ke Tegalluar sepanjang 142,3 km baik secara subgrade, elevated, tunnel, dan bridge itu sudah diberi pagar dan kawat berduri, masyarakat tetap diminta untuk ikut menjaga sarana dan prasarana yang merupakan proyek strategis nasional atau PSN,” kata Eva dalam keterangan pers kepada Marketeers, Rabu (26/7/2023).
Untuk operasional, jalur kereta cepat dialiri arus listrik sebesar 27,5 KV yang akan menjadi sumber penggerak melalui media pantograf yang terdapat dibagian atas kereta.
Pantograf tersebut akan terhubung dengan jaringan listrik aliran atas (LAA) atau overhead catenary system (OCS). Semakin tinggi laju kererta maka semakin besar kebutuhan keterhubungan yang mulus antara pantograf dan LAA.
BACA JUGA: Optimalkan IoT, Huawei Kembangkan Sistem Perkeretaapian Cerdas
Adapun saat beroperasi nanti kereta cepat memiliki kecepatan sangat tinggi yaitu hingga 350 kilometer/jam.
“Sehingga perlu dihindari benda asing yang berpotensi mengganggu dan membahayakan operasional kereta agar tidak bersinggungan dengan prasarana kereta cepat,” ucapnya.
Pada kasus ringan, jika terjadi gangguan dari benda asing, pantograf dapat rusak dan kereta otomatis akan berhenti. Pada kasus yang lebih serius, dapat menyebabkan putusnya kabel LAA dan pemadaman listrik, yang mana hal tersebut dapat mengganggu keseluruhan operasional perjalanan kereta cepat.
Benda asing pada LAA dapat dikategorikan berdasarkan jenis materi menjadi benda penghantar dan benda isolator. Benda pengantar meliputi bahan, seperti kertas timah dan tali layang yang mengandung kawat logam.
BACA JUGA: Izin Operasi Kereta Cepat Jakarta Bandung Akan Dirilis Agustus 2023
Benda-benda ini, ketika tergantung pada saluran listrik, dengan mudah dapat menyebabkan korsleting dan pemutusan sirkuit. Benda isolator seperti kain plastik dan layang-layang, ketika terkena angin kencang, sangat mudah terjerat pada LAA dan menyebabkan kerusakan pada pantograf.
Sebelumnya, sejak dilakukan pengujian kereta cepat relasi Jakarta-Bandung, telah terjadi beberapa kali insiden benda asing tergantung pada LAA, terutama di area antara Stasiun Padalarang hingga Stasiun Tegalluar, di mana banyak masyarakat yang bermain layang-layang di dekat jalur kereta api cepat.
Akibatnya, terdapat sejumlah kejadian layang-layang terjebak pada LAA yang mengganggu proses pengujian.
“Sebagai upaya pencegahan maka sosialisasi agar jalur tetap steril terus dilakukan. Masyarakat diimbau agar tidak melakukan sejumlah hal yang berpotensi membahayakan keselamatan dan keamanan bersama. Salah satunya imbauan untuk tidak bermain layang-layang bagi warga masyarakat yang tinggal di sekitar jalur karena benang dan layangannya berpotensi mengganggu kelistrikan jika tersangkut pada bagian jaringan LAA,” tutupnya.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz