Melahirkan Pendapatan Baru Lewat Monetisasi Karya Tulis

marketeers article
Ilustrasi monetisasi karya tulis (Sumber: 123RF)

Mendapatkan pendapatan baru bisa dilakukan dengan banyak cara. Salah satunya adalah dengan melakukan monetisasi pada karya tulis. Kesempatan ini yang ditawarkan oleh KaryaKarsa sebagai platform bagi para storyteller yang ingin mendapatkan dukungan dari komunitas fans-nya.

Hadirnya KaryaKarsa berangkat dari keresahan para founder akan sulitnya mendapatkan pendapatan dari karya yang mereka buat. Di sini, KaryaKarsa memberikan wadah ke para storyteller untuk melakukan monetisasi hasil karya tulis mereka. 

“KaryaKarsa ini dibangun oleh tiga founder yang ‘gagal’ sebagai musisi, penulis, dan desainer. Di sini, kami menyediakan wadah bagi para kreator untuk menjual hasil karya mereka,” ujar Pribadi Pranata, Head of Growth KaryaKarsa kepada Marketeers beberapa waktu lalu. 

Bukan hanya untuk penulis yang sudah memiliki basis penggemar, sistem yang dibuat oleh KaryaKarsa juga memungkinkan bagi penulis baru untuk dapat dilihat karyanya oleh seluruh pengguna. 

Jenis karya tulis yang hendak dimonetisasi di platform ini pun cukup beragam. Mulai dari cerita pendek hingga novel dengan berbagai macam genre. 

“50% storyteller yang ada saat ini adalah penulis dengan cerita fiksi. Trennya, banyak pembaca yang menyukai cerita romance, khususnya dari pembaca perempuan dan horror untuk pembaca laki-laki. Namun belakang muncul genre adult-romance,” lanjut pria yang akrab disapa Pipu ini. 

Monetisasi karya tulis di platform ini pun diklaim sangat menguntungkan. Menurut data perusahaan, banyak kisah sukses yang telah lahir di platform ini . Misalnya, ada seorang ibu dari Pasuruan, Jawa Timus yang berhasil meraup keuntungan hingga Rp 12 juta dalam dua hari menjajakan konten tulisannya. 

Cerita Marriage Blues juga menjadi salah satu contoh sukses yang bahkan sudah diadaptasi menjadi konten audio di platform noice. Contoh lainnya, Simple Man yang merupakan penulis cerita KKN di Desa Penari merupakan storyteller KaryaKarsa. 

“Kami telah memiliki lebih dari 60 ribu storyteller dari seluruh Indonesia. 40% dari mereka berasal dari luar Jawa. Soal transaksi, dalam sebulan kami bisa mengumpulkan 300 ribu-400 ribu transaksi,” lanjut Pipu. 

Soal audiens, KaryaKarsa mengidentifikasi ada 52% audiens yang merupakan perempuan. Seluruhnya tersebar di kota-kota besar hingga desa kecil hampir di seluruh Indonesia. Banyak dari pembaca ini yang menghabiskan waktunya sekitar pukul 20.00-24.00 untuk membaca di KaryaKarsa. 

Beragam upaya monetisasi karya tulis yang sudah jadi bisa dilakukan oleh para storyteller. Bisa saja, para storyteller yang membuat karya tulis yang gratis untuk diakses lalu meluncurkan versi uncut yang dibanderol dengan sejumlah harga. Atau, membuat teaser berupa konten audio di platform media sosial untuk mengarahkannya ke pembelian konten tulisan di KaryaKarsa dengan harga mulai dari Rp 5000.

Tidak hanya menyediakan platform untuk menjual karya, KaryaKarsa juga mengembangkan para kreator yang tergabung dengan mereka. Untuk para storyteller, perusahaan rutin menggelar pelatihan menulis yang disambungkan juga ke berbagai komunitas untuk memenuhi berbagai kebutuhan untuk menjadi penulis. 

“Misi kami adalah untuk mengembangkan para storyteller. Dari sini, kami  sudah bekerja sama juga dengan Noice, Paragon Pictures dan inovasi lain yang sedang disiapkan untuk mendukung karya diadaptasi ke platform lain,” tutup Pipu. 

Related