Melesat 22,83%, Laba Bersih BSI Capai Rp 7,01 Triliun

marketeers article
Ilustrasi layanan perbankan di BSI. (FOTO: BSI)

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) sepanjang tahun 2024 membukukan laba bersih sebesar Rp 7,01 triliun. Perseroan memperoleh kenaikan laba sebesar 22,83% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Hery Gunardi, Direktur Utama BSI menjelaskan pertumbuhan double digit diraih tidak hanya dari sisi laba saja. Beberapa indikator keuangan lainnya juga mendapatkan kenaikan yang sama, seperti dana pihak ketiga (DPK), pembiayaan, dan aset perseroan.

BACA JUGA: Meroket 78,17%, Bisnis Emas BSI Capai Rp 12,8 Triliun

“Fokus pada pembiayaan yang berkualitas, transformasi digital dan inovasi menjadi kunci BSI menjaga kinerja yang impresif di tengah dinamika kondisi perekonomian,” kata Hery melalui keterangan resmi, Jumat (7/2/2025).

Hery menyebut tahun 2024 merupakan periode menantang yang mana kondisi ekonomi global masih diliputi ketidakpastian, dengan likuiditas yang ketat dan persaingan pasar yang tinggi. Di tengah kondisi itu, BSI terus mempertahankan fokus untuk senantiasa agile dan inovatif melalui transformasi digital serta menjaga pertumbuhan pembiayaan yang berkualitas.

BACA JUGA: Meroket 476%, Pembiayaan EV BSI Capai Rp 171 Miliar

Alhamdulillah, kinerja yang dicapai menggembirakan bahkan melebihi ekspektasi di tengah ketidakpastian ekonomi global. BSI, setiap tahun sejak lahir hingga saat ini, selalu tumbuh di atas pertumbuhan industri,” ujarnya.

Kinerja impresif tersebut adalah impact dari implementasi strategi tahun 2024. Pertama, BSI fokus memperbaiki infrastruktur transaction banking dengan meluncurkan BYOND by BSI dan memperbanyak mesin ATM/CRM, EDC, BSI Agent, serta merchant QRIS.

Kedua, perseroan menggali potensi bisnis model yang baru, yakni bisnis berbasis emas, tabungan haji, bancassurance dan bisnis treasury. Menurut Hery, langkah yang diambil terbukti efektif.

BSI berhasil mempertahankan kinerja dengan pertumbuhan yang konsisten di atas industri perbankan, dengan fundamental yang kuat. Dengan pertumbuhan laba bersih 22,83% pada 2024, BSI menjadi salah satu di jajaran Top 10 Bank yang mencatatkan pertumbuhan kinerja tertinggi.

Pencapaian laba yang tinggi tidak terlepas dari pengelolaan DPK yang tepat serta pertumbuhan penyaluran pembiayaan yang tepat dan berkelanjutan. Di tengah ketatnya kompetisi likuiditas sektor perbankan, BSI mencatat pertumbuhan DPK sebesar 11,46% menjadi Rp 327,45 triliun.

Pencapaian ini ditopang oleh dana murah (CASA) yang mencapai rasio 60,12% dari total DPK. Sepanjang 2024, CASA BSI mencapai Rp 197 triliun atau naik 10,65% (yoy).

Tercatat, DPK BSI dari produk-produk tabungan mencapai Rp 140,53 triliun, disusul deposito Rp 130,58 triliun, dan giro Rp 56,33 triliun. Pengelolaan DPK yang tepat memberikan dampak positif pada penurunan beban bagi hasil.

“Kami mengambil peluang dengan memanfaatkan potensi Islamic Ecosystem yang hanya dimiliki oleh bank syariah. Salah satunya lewat bisnis emas dan haji. Inovasi dan transformasi digital yang memudahkan transaksi secara digital juga turut berdampak positif terhadap penghimpunan DPK,” ujarnya.

Penyaluran pembiayaan BSI juga menunjukkan kinerja impresif dengan pertumbuhan di atas industri. Pada 2024, BSI tercatat menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 278,48 triliun, tumbuh 15,88% (yoy).

Berdasarkan segmen, pembiayaan yang disalurkan oleh BSI ke segmen wholesale mencapai Rp 77,22 triliun atau tumbuh 14,38% (yoy), disusul segmen ritel senilai Rp 49,38 triliun yang naik 16,86% (yoy). Selain itu, pembiayaan untuk segmen konsumer tercatat Rp 151,88 triliun atau naik 16,34% (yoy).

“BSI ini punya demand side yang luar biasa kuat, untuk itu kami terus meningkatkan dan memperbaiki sisi supply. Ini adalah dari sisi produk hingga distribution channel, tidak hanya cabang tetapi juga elektronik channel seperti ATM, mobile banking, QRIS dan lainnya,” tutur Hery.

Pengelolaan pembiayaan secara tepat berimbas pada membaiknya kualitas pembiayaan yang disalurkan. Per akhir 2024, rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) gross BSI membaik menjadi 1,90%. Cost of credit (CoC) perseroan juga membaik di level 0,83% pada tahun 2024.

Bagi pemilik saham, perseroan juga mencetak rasio imbal hasil menarik, yang terlihat dari angka return on equity (ROE) sebesar 17,77%. BSI menutup tahun 2024 dengan kenaikan aset sebesar 15,55% menjadi Rp 408,61 triliun. Adapun rasio return on asset (ROA) perseroan pada 2024 berada di level 2,49%.

“Sejumlah indikator keuangan lainnya menunjukan pencapaian kinerja yang tidak kalah solid, yang menopang pencapaian bottom line,” kata Hery.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS