Apa Saja Strategi Marketing Garuda Indonesia Tahun Ini?

marketeers article
Sumber: www.airbus.com

Nama Garuda Indonesia tentu sudah sangat dikenal di Indonesia. Perusahaan penerbangan plat merah ini pun terus mencuatkan namanya di dunia internasional. Hal ini terbukti dari berbagai penghargaan internasional yang didapat oleh perusahaan yang kini dinahkodai oleh Arif Wibowo sebagai direktur utama.

Terakhir, Garuda Indonesia meraih penghargaan sebagai Maskapai Bintang Lima atau 5-Star Airline oleh Skytrax. Hal tersebut tentu menjadi buah hasil dari upaya mereka dalam berbisnis, termasuk strategi marketing yang selama ini mereka lakukan. Bagaimana dengan tahun 2016?

Tahun ini, Sky Beyond menjadi tajuk strategi Garuda Indonesia. Untuk bertumbuh, setidaknya Garuda Indonesia memiliki empat fokus dalam menjalankan strategi marketing. Pertama, Garuda Indonesia ingin menjadi the most caring airline.

Di sini, kami membawa keramah-tamahan orang Indonesia dalam membangun layanan kami. Bukan hanya layanan, dari sisi produk pun kami bangun imej tersebut,” ujar Selfie Dewiyanti, VP Marketing PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk saat menjadi pembicara di Executive Education Program (EEP) di Philip Kotler Theater Class Jakarta, Selasa (07/06/2016).

Dari sisi produk, Garuda Indonesia menawarkan konsep fine dining di atas awan dengan Star Chef on Board, pesawat baru dengan rata-rata umur 4,5 tahun, dan inovasi kursi terbaru mereka, yakni Diamond Seat.

“Upaya ini cukup menaikkan sales namun belum signifikan. Karena konsumen Indonesia masih melihat harga. Dibandingkan untuk tiket lebih baik untuk belanja. Sebab itu, di sini kami lebih ingin mengedukasi konsumen bahwa kami ingin menjadi the most caring airline,” lanjut Selfie.

Garuda Indonesia tahun ini adalah ingin mendominasi di pasar domestik. Ketiga, Selfie mengatakan bahwa merek Garuda Indonesia ingin lebih dikenal di wilayah Eropa dan Tiongkok. Upaya ini seiring dengan dibukanya rute penerbangan langsung ke London dan Amsterdam.

Tiongkok dipilih karena memang pasarnya sangat besar. Tiongkok pun tengah menjadi target pasar dari Kementerian Pariwisata untuk mendatangkan turis, khususnya ke daerah favorit mereka seperti Bali, Lombok, dan Raja Ampat.

“Tahun depan mungkin kami sasar Australia dan Jepang. Kami tidak bisa membidik semua negara sekaligus karena hal ini berbicara branding dan marketing yang membutuhkan biaya. Kami pun harus fokus setiap tahunnya,” ungkap Selfie.

Keempat, Garuda Indonesia akan fokus memberikan pengalaman perjalanan yang terdigitalisasi. Upaya ini dikerahkan untuk membidik konsumen anak muda. Meski selama ini konsumen Garuda Indonesia kebanyakanan adalah golongan menengah atas dengan rentang umur 25-40 tahun, Selfie melihat potensi menjanjikan dari anak muda.

Menurutnya, anak muda saat ini posisinya sudah sangat melek teknologi digital dan mereka bisa menjadi “pembisik” ke orang tuanya untuk naik Pesawat Garuda.

Editor: Sigit Kurniawan

Related