Pandemi membuat banyak orang kewalahan karena dampak yang harus dihadapi. Namun, di era new normal, semua perlahan bangkit dan menunjukkan perkembangan yang positif. Salah satunya ditunjukkan industri pelayanan kesehatan.
COVID-19 memberikan dampak positif tersendiri bagi para penyedia layanan kesehatan, terutama rumah sakit rujukan yang memiliki laboratorium Percutaneous Coronary Intervention (PCI).
“Dari sini kami melihat ada kebutuhan konsumen yang harus kami tangkap. Mulai dari kemudahan akses layanan dan kualitas layanan yang baik. Sehingga, loyalitas konsumen bisa kami dapatkan,” ujar Board of Director PT PHC Purwanti Aminingsih pada acara Industry Roundtable Actualizing The Post Normal: Year 2021 and Beyond Healthcare Industry Perspective.
Purwanti menambahkan bahwa pelaku industri layanan kesehatan haruslah peka terhadap daya beli dari konsumen. Selain itu, mereka juga harus mencoba fokus pada transformasi digital yang terus diakselerasi selama masa pandemi.
Memang tidak mudah, namun keterbatasan mobilitas dan kontak fisik membuat semuanya bergantung pada teknologi. PHC tidak ketinggalan terus mengembangkan teknologi yang mereka miliki dengan menyesuaikan kebutuhan yang ada saat ini.
Sehingga, pelayanan kesehatan yang diberikan pun memiliki berbagai pilihan bagi konsumen. Dan, yang tidak kalah penting adalah ketersediaan sumber daya manusia (SDM) dengan kemampuan yang sesuai dengan berbagai layanan yang dibutuhkan.
“Kami juga melakukan inovasi pada model layanan. Kami memahami adanya pergeseran kebiasaan konsumen dari masa sebelum dan selama pandemi ini. Kami juga melihat adanya percepatan di berbagai sektor, terutama teknologi karena itu kami juga meningkatkan pengadaan, perekrutan, pelatihan, dan mempertahankan pekerja terampil,” tutur Purwanti.
Pelatihan bagi SDM disadari menjadi hal penting untuk meningkatkan kemampuan mereka secara menyeluruh. Karena, tujuan ke depannya adalah digital healthcare transformation.
Purwanti menjelaskan akan ada banyak yang mengandalkan teknologi seperti big data, artificial intelligence (AI), internet of things (IoT). Tidak hanya memastikan SDM dan layanan mereka siap, masyarakat pun perlu diedukasi untuk menjadi adaptif terhadap teknologi yang ada.
Sejauh ini, Purwanti melihat adanya adaptasi yang sudah baik namun memang tidak menyeluruh. Salah satunya pada tele medicine, PHC mencatat adanya peningkatan meski belum memberi dampak besar bagi pendapatan dalam beberapa tahun terakhir.
“Progress terus naik dan ini artinya masyarakat sudah beradaptasi dengan tele medicine. Ini budaya baru yang ada di masyarakat karena itu butuh waktu untuk melihat dan mengevaluasi perkembangan ini,” tutup Purwanti.