Trend investasi ESG (environment, social, and good governance) di dunia semakin menanjak. Di Asia, setidaknya ada lebih dari 5.000 investor yang tertarik menanamkan dananya ke perusahaan-perusahaan yang mengedepankan prinsip berkelanjutan atau yang berbasis ESG.
Dikutip dari website HSBC pada Minggu (8/10/2023), nilai investasi ESG secara global yang terus meningkat secara signifikan dalam 8 tahun terakhir menjadi salah satu pemicu banyak investor tertarik dengan model investasi ini.
Dari tahun 2012 sampai tahun 2018 saja, total kenaikan nilai investasi ESG secara global mencapai 170,48% atau naik dari US$ 11,35 triliun menjadi US$ 30,7 triliun.
Konsep green investment yang tidak mengejar keuntungan semata, melainkan juga memperhatikan segi kebermanfaatan usaha bagi lingkungan, masyarakat, dan pemerintah nyatanya bisa membuat nilai perusahaan menjadi naik secara signifikan dalam jangka panjang.
Nah, nagi yang tertarik untuk melakukan investasi ESG, HSBC pun merangkum sejumlah strategi investasi ESG yang bisa diterapkan. Sejumlah strategi itu di antaranya adalah:
1. Exclusionary
Exclusionary merupakan strategi utama yang dapat membuat green investment yang Anda lakukan tepat sasaran. Buatlah daftar perusahaan-perusahaan yang secara sentimen dinilai negatif terhadap lingkungan maupun masyarakat.
BACA JUGA: Dukung ESG, Pertamina Dirikan Sustainable Energy Center di IKN
Perusahaan pengeruk sumber daya alam ataupun perusahaan yang mengarah pada perjudian dapat dimasukkan ke dalam daftar negatif tersebut. Pastikan perusahaan-perusahaan yang terdaftar sebagai perusahaan negatif tersebut tereliminasi dari opsi penanaman investasi ESG Anda.
2. Best in Class
Strategi Best in Class adalah strategi dengan memilih perusahaan-perusahaan yang memiliki peringkat ESG baik, yang dapat dilihat dari dampak perusahaan terhadap lingkungan, reputasi di mata masyarakat, juga kepatuhannya terkait tata kelola maupun aturan.
Pastikan perusahaan yang Anda pilih memiliki nilai positif untuk tiap indikator penilaian, bahkan lebih baik dia merupakan yang paling unggul untuk ranah bisnis sejenis.
3. ESG Integration
ESG Integration adalah strategi yang menjadi pilihan banyak investor yang menjalankan investasi ESG. Stategi ini merupakan analisis aspek-aspek ESG sebuah perusahaan oleh manajer investasi. Dari sana baru dilakukan penyesuaian sebelum mengambil keputusan investasi.
BACA JUGA: DBS Indonesia Hadirkan Reksa Dana BNP Paribas Indonesia ESG Equity
Dalam mengintegrasikan faktor-faktor ESG pada sebuah perusahaan, manajer investasi umumnya akan mencoba melakukan penyesuaian taksiran penjualan maupun biaya. Dari penyesuaian tersebut baru bisa diketahui apakah valuasi yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut sesuai dan cukup menjanjikan atau tidak.
4. Sustainability Theme Investment
Strategi ini adalah strategi pemilihan investasi dengan menargetkan perusahaan-perusahaan di bidang tertentu yang memiliki sentimen positif terkait lingkungan maupun masyarakat.
Sebagai contoh, Anda bisa menargetkan investasi ke perusahaan-perusahaan yang berbasis atau mengelola energi terbarukan. Tujuannya bukan hanya keuntungan finansial jangka panjang, melainkan dukungan perusahaan tersebut terhadap keberlanjutan lingkungan yang bisa memberi dampak positif pula pada iklim investasi secara menyeluruh.
5. Green Bond
Strategi Green Bond hampir mirip dengan strategi sustainability theme investment yang mengarahkan investasi ke perusahaan-perusahaan sejenis yang ramah lingkungan maupun sosial. Perbedaannya hanya bentuk investasi yang Anda lakukan.
Pada strategi sustainability theme investment, green investment dilakukan dengan memberi saham perusahaan yang sudah terdaftar di bursa efek yang dananya akan digunakan untuk operasional perusahaan secara keseluruhan.
Sementara itu jika Anda memilih strategi Green Bond, Anda hanya membeli surat utang atau obligasi perusahaan terkait proyek berbasis lingkungan atau sosial yang tengah mereka kerjakan.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz