Oleh Felix Kurniawan Tito, VP Engineering GLAIR.AI
Organisasi di seluruh dunia beralih ke teknologi dan platform cloud untuk manajemen dan keamanan data yang lebih baik, layanan yang lebih hemat biaya, dan, tentu saja, fleksibilitas untuk memanfaatkan sumber daya komputasi dan penyimpanan terdistribusi dari mana saja, kapan saja.
Menurut Laporan State of the Cloud tahunan Right Scale untuk tahun 2019, 91% bisnis menggunakan cloud publik dan 72% menggunakan cloud pribadi. Sebagian besar perusahaan menggunakan kedua opsi–dengan 69% dari mereka memilih solusi cloud hybrid. Penyedia layanan cloud computing dan perusahaan cloud computing sedang meningkat karena banyaknya minat dan permintaan yang berkembang pesat pula untuk layanan berbasis cloud.
Peran dan Manfaat Cloud dalam Bisnis
Saat ini, cloud memberikan banyak manfaat untuk keperluan bisnis. Jika dilihat dari sisi developer, Cloud berperan penting dalam mempersingkat waktu pengembangan suatu produk atau sebuah aplikasi. Contohnya dari pengadaan server yang dapat memakan waktu hingga enam bulan untuk dipenuhi dalam pengembangan suatu aplikasi. Dengan memanfaatkan cloud, proses ini dapat dipersingkat dan lebih efisien karena proses deployment dapat dilakukan langsung di cloud server.
Dari perspektif pengembang dan tim, cloud mampu menyediakan berbagai macam layanan terkelola, yang artinya tidak perlu menyediakan orang untuk memantau aktivitas distribusi data, karena setiap pekerjaan dan kebutuhan mereka dalam menggunakan cloud sudah terpisah. Proses ini dapat memangkas biaya dan sumber daya yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan server manual konvensional.
Cloud juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya, dalam kebutuhan server dengan trafik tinggi dapat ditingkatkan dengan mudah. Server cloud dengan trafik rendah juga dapat diturunkan dengan mudah sehingga dapat menghemat waktu dan biaya sesuai kebutuhan. Selain itu, fitur tambahan lengkap seperti AWS provider yang menyediakan sistem machine learning “secara otomatis” dapat diimplementasikan pada lini bisnis yang memerlukan dan tidak memerlukan pengembangan sistem yang lebih kompleks.
Adopsi Cloud di Indonesia
Penggunaan cloud telah dimulai sekitar sepuluh tahun terakhir, misalnya di perusahaan startup. Pada kelas menengah sendiri, cloud baru menjadi tren dalam dua hingga tiga tahun terakhir. Idealnya jika sebuah perusahaan ingin mengadopsi cloud, sebaiknya dilakukan sejak awal karena dapat menyederhanakan seluruh dokumentasi program dalam proses pengembangan aplikasi.
Banyak perusahaan menggunakan cloud karena tidak perlu membayar biaya mahal jika mereka ingin menggunakan layanan ini. Di Indonesia, saat ini penyedia cloud, seperti Google, AWS, dan Alibaba sudah memiliki data center mereka sendiri. Teknologi ini juga dapat dikatakan sudah matang jika dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya.
Karakterisitik perusahaan yang cocok untuk mengadopsi cloud adalah perusahaan yang ingin bergerak cepat, misalnya dalam mengembangkan aplikasi. Kini, hampir semua sektor di bidang e-commerce menggunakan use case “flexibility” cloud untuk menyesuaikan lalu lintas dan kebutuhan pada sistem “flash-sale” pada produk mereka ketika permintaan pembelian meningkat. Di sektor keuangan sendiri, dahulu cloud tidak relevan untuk digunakan karena penyedia cloud belum ada di Indonesia, sementara peraturan saat ini mengharuskan server cloud berada di Indonesia. Tentunya, peraturan ini tidak menjadi kendala karena layanan penggunaan case cloud bagi bank-bank di Indonesia sudah tersedia.
Tantangan yang dihadapi Indonesia untuk mengadopsi cloud adalah kurangnya sumber daya “ahli” sehingga menunda laju pengembangan dan implementasinya. Terdapat dua metode untuk menghadapi tantangan dalam mengadopsi cloud ini, pertama adalah menggunakan jasa konsultan IT cloud atau cloud partners. Cara ini sangat cocok untuk perusahaan yang hanya ingin implementasi cloud pada bisnis mereka. Cloud partners akan membantu proses adopsi sistem cloud pada proses bisnis perusahaan.
Cara kedua adalah dengan melakukan pelatihan pada tenaga IT di sebuah perusahaan. Pelatihan yang diikuti sebaiknya pelatihan resmi dan juga mengambil sertifikasi ketika siap. Ada berbagai macam pelatihan yang bisa dilakukan, untuk para pebisnis maupun para engineers. GLAIR.AI adalah contoh mitra pelatihan yang telah diverifikasi oleh penyedia cloud. Kurikulum yang diberikan, misalnya AWS, didatangkan langsung penyedia cloud-nya, dan disampaikan sesuai dengan materi dan kebutuhan pelatihan. Selain pelatih, aplikasi yang mampu melacak aktivitas web juga diperlukan dari implementasi materi yang dijalankan selama pelatihan.
Manfaat dari pelatihan cloud ini selain bisa mendapatkan banyak pengetahuan terkait cloud, melalui sistem pembelajaran yang intens, materi juga bisa dikuasai lebih cepat karena didampingi oleh instruktur. Pembelajaran juga bisa menjadi lebih cepat daripada dokumentasi mandiri dan mencari di Google, selain itu, bebas mengajukan pertanyaan dengan mentor dan tidak perlu repot membuat akun karena sudah disediakan.
Saat ini, banyak adaptasi dan layanan cloud yang telah mulai dilakukan. Pastikan setiap bisnis yang ingin mengadopsi cloud mengerti dari awal agar tidak tertinggal dan bisa lebih efisien dalam memajukan pengembangan bisnis mereka.
*Tulisan ini merupakan kolaborasi Marketeers x GDP