Memahami Infus Whitening: Efek Samping dan Langkah Pasca-Treatment

marketeers article
Sumber: 123RF

Infus whitening atau yang lebih dikenal sebagai infus brightening telah menjadi pembahasan yang hangat di media sosial belakngan ini. Banyak orang, terutama di Indonesia yang tertarik untuk mendapatkan kulit yang lebih putih, cerah dan bersinar.

Infus whitening sebenarnya hanya sebuah istilah yang digunakan untuk merujuk pada jenis perawatan yang mengandung bahan-bahan pencerah kulit. Biasanya, kandungan utama dalam infuse ini adalah vitamin C dan glutathione.

Vitamin C dikenal sebagai antioksidan yang kuat dan dapat membantu mencerahkan kulit, sedangkan glutathione diyakini dapat mengurangi produksi melanin yang menyebabkan pigmentasi kulit. Infus whitening bekerja dengan menghambat produksi melanin dalam kulit, yang bertanggung jawab atas warna kulit. 

Dengan demikian, pemakaian infus whitening secara teratur dapat membuat kulit terlihat lebih cerah dan bercahaya. Namun, perlu diingat bahwa hasilnya mungkin berbeda-beda untuk setiap orang, tergantung pada berbagai faktor seperti jenis kulit dan tingkat pigmentasi.

BACA JUGA: Transformasi Akupuntur: Dari Pengobatan Kuno hingga Estetika Modern

Akan tetapi, seberapa aman dan efektifkan infus ini? Apakah kita harus mempertimbangkan efek samping setelah melakukan jenis treatment ini?

Sebelum membahas lebih jauh tentang efek samping, penting untuk memahami perbedaan dari infus whitening dan infus brightening. dr. Tasya, ahli kecantikan dari Skaer Aesthetic & Acupuncture Clinic menekankan infus whitening lebih mengacu kepada proses pemutihan kulit, sementara brightening lebih berfokus pada memberikan kilau alami dan kesehatan pada kulit.

“Saya lebih setuju dengan penggunaan istilah infus brightening. Brightening lebih menekankan pada pemunculan kilau alami dan peningkatan kesehatan kulit, bukan sekadar pemutihan yang ekstrem,” kata dia kepada Marketeers saat dijumpai di Skaer Aesthetic & Acupuncture Clinic, Selasa (5/3/2024).

Meskipun infus ini bisa memberikan hasil yang diinginkan, namun tidak bisa dimungkiri ada potensi efek samping yang mungkin timbul. Beberapa efek samping yang umum dilaporkan adalah gangguan pada ginjal dan hati, terutama jika penggunaan infus dilakukan secara berlebihan atau tanpa pengawasan medis yang tepat.

Oleh sebab itu, setelah menjalani treatment infus whitening atau brightening, penting untuk mengambil langkah-langkah pasca-treatment yang tepat. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil:

BACA JUGA: Intip Tiga Tren Kecantikan Terkini di House of Sephora

Minum Air Putih

Penting untuk memastikan bahwa tubuh terhidrasi dengan baik setelah melakukan treatment ini. 

“Konsumsi minimal 2 liter air putih per hari untuk membantu proses filtrasi dalam tubuh, terutama ginjal,” ujar dr. Tasya.

Konsumsi Makanan Bergizi

Makanan yang kaya akan vitamin dan antioksidan dapat membantu mempercepat proses pemulihan kulit dan menjaga kesehatan secara keseluruhan. Buah-buahan, sayuran, dan makanan tinggi serat sebaiknya menjadi bagian dari pola makan sehari-hari.

Istirahat yang Cukup

“Setelah melakukan treatment infus whitening atau brightening, penting untuk memberikan waktu istirahat yang cukup agar tubuh dapat pulih secara optimal. Istirahat yang cukup juga membantu mempercepat proses regenerasi sel-sel kulit,” ujar dr. Tasya.

Konsultasi dengan Ahli Kecantikan

Sebelum dan setelah melakukan treatment, selalu disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli kecantikan atau dokter kulit yang berpengalaman. Mereka dapat memberikan saran dan pengawasan yang tepat sesuai dengan kondisi kulit dan kebutuhan orang.

“Infus whitening dapat menjadi pilihan bagi mereka yang ingin mendapatkan kulit cerah secara cepat. Namun, penting untuk menyadari potensi efek samping yang mungkin timbul dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengurangi risiko tersebut. Dengan melakukan treatment secara bijaksana dan mengikuti saran dari ahli kecantikan, Anda dapat mencapai hasil yang diinginkan tanpa mengorbankan kesehatan kulit dan tubuh secara keseluruhan,” tutur dr. Tasya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS