Marketing funnel atau corong pemasaran menjadi salah satu konsep yang basic di dalam dunia pemasaran. Melalui konsep ini, marketer dapat menentukan perjalanan konsumen dari awal mulai mengenal merek, sampai akhirnya melakukan pembelian.
Memahami Marketing Funnel
Neil Patel, seorang digital marketer dan pengusaha menilai, marketing funnel prinsipnya sama seperti corong. Dia mengibaratkan funnel itu seperti sebuah proses yang kerap terlihat di sebuah situs web yang diakses sehari-hari.
Misalnya, jika Anda bergerak di bidang bisnis kuliner, maka marketing funnel akan menjelaskan tahapan mulai dari kali pertama pelanggan mendengar produk makanan yang ditawarkan. Salah satu contohnya bisa melalui media sosial, hingga pada akhirnya berhasil menarik perhatian konsumen untuk melakukan pembelian.
BACA JUGA: Jangan Keliru! Ini Perbedaan Strategi Marketing dan Marketing Plan
Gambaran lainnya bisa saat Anda ingin berbelanja pakaian secara online melalui situs e-commerce. Tentu saja Anda tidak akan tiba-tiba langsung membeli baju bukan? Anda harus membuka situsnya terlebih dahulu, lalu berlanjut ke proses pemilihan baju.
Setelah mendapatkan baju yang sesuai dengan keinginan, maka akan Anda masukkan ke dalam keranjang pembelian. Lalu, Anda akan melakukan transaksi secara online dan membayar baju tersebut kepada pihak e-commerce.
BACA JUGA: Peran Media Sosial dalam Strategi Digital Marketing
Nah, lewat tahapan-tahapan tersebut, sebenarnya Anda sudah menjalankan marketing funnel.
Tahapan Marketing Funnel
Menurut Philip Kotler yang merupakan seorang penulis, konsultan dan profesor pemasaran Amerika Serikat (AS), ada lima tahapan dari marketing funnel yang perlu diketahui, yakni Aware, Appeal, Ask, Act, dan Advocate.
1. Aware
Pada tahap ini, calon konsumen akan mempelajari tentang merek Anda. Biasanya, pertama kali mereka akan melihat merek Anda melalui iklan berbayar atau posting-an social media.
Selain itu, calon konsumen dalam tahap tersebut juga mengetahui merek Anda lewat rujukan pribadi dari pelanggan setia. Mungkin mereka belum siap untuk melakukan pembelian, namun mereka bisa tertarik dengan produk dari merek yang Anda tawarkan.
2. Appeal
Dalam tahap ini, calon konsumen potensial akan memahami apa yang merek Anda tawarkan dan menganggap perusahaan Anda menarik. Dalam periode ini, mereka mungkin akan melakukan cross check seperti melihat situs web perusahaan, membaca testimoni konsumen, dan mencari promosi penjualan atau penawaran lainnya.
3. Ask
Pada tahap ini, calon konsumen potensial akan menyelidiki produk dan layanan perusahaan Anda sehingga mereka dapat membandingkannya dengan opsi lain yang sedang mereka pertimbangkan.
Calon konsumen tersebut mungkin akan menghubungi agen penjual Anda dan melakukan upaya lain untuk mempelajari produk yang merek Anda tawarkan.
4. Act
Dalam tahap ini, calon konsumen akan melakukan pembelian produk yang Anda jual. Pembelian ini mungkin merupakan transaksi tunggal dan perdana untuk produk atau layanan yang Anda tawarkan.
Nah, kalau sudah melakukan pembelian, maka mereka akan menjadi konsumen atau pelanggan perusahaan. Mereka akan menerima produk atau layanan dari merek Anda.
5. Advocate
Sementara itu, pada tahap akhir, pelanggan akan menjadi advokat bagi usaha bisnis Anda karena pengalaman pembelian mereka. Pelanggan mungkin akan merekomendasikan merek Anda kepada teman dan keluarga.
Bahkan, mereka juga bisa membagikan posting-an produk melalui social media, serta mengirimkan ulasan pengguna atau testimoni dari produk atau layanan merek yang Anda jual.
Jadi, sudah sampai tahapan mana merek Anda berada saat ini?
Editor: Ranto Rajagukguk