Memahami Profil Netizen Pembelanja Online Indonesia dari Studi IPSOS
Salah satu perusahaan riset pemasaran IPSOS baru saja mengeluarkan studi terbarunya. Bertajuk e-Commerce Outlook 2018, IPSOS menemukan beberapa temuan menarik. Studi ini memfokuskan diri pada penelitian kebiasaan masyarakat baik milenial dan non milenial dalam mengakses produk e-commerce.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya penetrasi terhadap penggunaan internet di Indonesia, yaitu mencapai 72% di daerah urban dan hampir 50% di daerah rural-urban, yang artinya ada perbaikan infrastruktur internet (APJII, Asosiasi Penyelanggara Jasa Internet Indonesia). Fenomena ini memunculkan perusahaan-perusahaan e-commerce di Indonesia baik perusahaan startup lokal maupun cabang dari luar negeri. Hal ini pun mengubah perilaku masyarakat dari berbelanja di brick and mortar store (toko fisik) menjadi berbelanja online.
“APJII melihat, konsumen yang berbelanja online di e-commerce telah mencapai angka sebesar 32%. Hampir 100 juta kunjungan e-commerce terjadi pada kuartal satu (Q1) 2018. Antusiasme ini disambut dengan baik oleh pelaku e-commerce Indonesia yang pada tahun 2018 sudah lebih dari 40 perusahaan e-commerce telah terdaftar dan beroperasi di Indonesia,” jelas Andi Sukma, Head Of Observer IPSOS di Hause Rooftop Jakarta, Senin (26/11/2018).
Lebih lanjut, IPSOS melakukan studi dengan menyebarkan kuesioner online kepada responden online panel dari IPSOS pada bulan Agustus 2018 di seluruh Indonesia. Alasan menggunakan online panel adalah karena online panel ini memiliki akses ke internet sehingga bisa dikatakan online panel adalah para netizen. “Profil netizen yang berbelanja di e-commerce sangat menarik. Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa netizen milenial lebih banyak berbelanja di e-commerce,” ungkap Andi.
Kebanyakan, profil masyarakat yang berbelanja di e-commerce adalah kalangan ekonomi atas dengan populasi sekitar 81% dan memiliki pendapatan bulanan minimal Rp 3 juta. Mereka adalah orang yang telah bekerja (86%), telah menikah (62%) dan lebih dari setengahnya adalah lulusan dunia perkuliahan (universitas). Hal ini menunjukkan bahwa orang yang berbelanja online memiliki buying power untuk menentukan pembelian mereka.
Menariknya, dari keseluruhan netizen ini, ternyata netizen laki-laki lebih gemar berbelanja atau mendominasi sebesar 53%. Sementara, populasi netizen perempuan yang gemar berbelanja hanya 47%. Dan, pembelanja terbanyak masih dari pulau Jawa.
“Studi ini akan menjadi pembuka dalam studi mengenai e-commerce dari kami. Tahun depan, Ipsos akan menggandeng idEA (Indonesian E-commerce Association) untuk studi sindikasi “Indonesia e-commerce” yang rencananya akan diluncurkan pada tahun 2019,” tutup Andi.
Editor: Sigit Kurniawan