Sustainable marketing enterprise (SME) adalah konsep pemasaran yang dikembangkan Hermawan Kartajaya, Founder and Chairman MarkPlus, Inc., bersama Philip Kotler, serta Hooi Den Huan. Konsep SME itu merupakan sebuah model yang didefinisikan ulang, komprehensif dan sederhana, namun sangat kuat.
Dalam buku MarkPlus Basics dijelaskan, pendefinisian dilakukan dengan mengartikan ulang konsep marketing yang sebelumnya dikenal hanya sebagai konsep fungsional. Lantas apa alasan adanya SME dan bagaimana konsep pengembangannya?
Apa Sustainable Marketing Enterprise?
Dengan penilaian bahwa marketing sebagai fungsi yang sedang kehilangan arah, konsep marketing diperkenalkan sebagai sebuah konsep bisnis strategis yang bertujuan untuk meraih kepuasan keberlanjutan bagi para stakeholder. Marketing diposisikan sebagai jiwa, bukan lagi menjadi bagian dari tubuh organisasi.
BACA JUGA: Jenis Cashback yang Umum Ditemukan di Sekitar Kita
Menanggapi kondisi pasar yang berubah, marketing diinterpretasikan sebagai dealing with market. Kondisi ini berarti bahwa perusahaan harus berinteraksi intensif dengan market, bukan hanya mampu mengorientasikan market namun juga melarutkan diri di dalam market tersebut.
Oleh sebab itulah marketing diubah penulisannya menjadi Market-ing. SME juga merupakan sebuah model komprehensif yang mencakup semua dimensi strategi perusahaan.
SME menjadi model yang dapat digunakan untuk mentransformasikan bisnis Anda menjadi suatu perusahaan berkelanjutan yang dinamis secara proaktif mengindera serta merespons terhadap pasar yang secara terus-menerus berubah. Konsep SME yang sederhana dapat membantu dalam melakukan navigasi pada saat perusahaan sedang melakukan perjalanan transformasi.
Model ini berisi tiga model lanjutan, yaitu Sustainable, Marketing, dan Enterprise.
Dasar Sustainable Marketing Enterprise
Dengan adanya perubahan lingkungan bisnis yang cepat dan sulit diprediksi, persaingan terbuka, meningkatnya jumlah pesaing, pelanggan yang makin teredukasi dan kian sophisticated, serta sulitnya mendapatkan loyalitas dari pelanggan, maka konsep pemasaran terdahulu (hanya sebatas selling dan 4P’s) tidak lagi relevan.
BACA JUGA: Jobdesk Marketing: Perkuat Merek dan Tingkatkan Penjualan
Dalam kondisi seperti ini, peran pemasaran menjadi makin strategis bagi perusahaan. Pemasaran harus menjadi suatu konsep dan disiplin bisnis strategis di lingkungan yang highly competitive.
Untuk itu, diperlukan suatu model pemasaran yang lebih comprehensive dan robust.
Model SME
1. Sustainable
Bagian pertama, model Sustainable, menjelaskan bagaimana perusahaan membangun sustainability (ke-berkelanjutan-an) agar dapat bertahan dalam lingkungan yang terus berubah. Dalam perjalanan transformasi, model Sustainable menunjukkan perusahaan untuk melakukan perubahan politik, teknis, dan kultural dalam organisasi perusahaan supaya dapat menang dalam lingkungan bisnis yang dinamis.
Pertama, perubahan politik dilakukan dengan mengelola alokasi kekuasaan serta isu-isu politis dalam organisasi perusahaan. Kedua, perubahan teknis mengenai bagaimana memformulasikan serta mengimplementasikan suatu arsitektur bisnis yang baru.
Terakhir, perubahan cultural membantu membangun dan menanamkan berbagai nilai dan perilaku bersama yang baru untuk mendukung arsitektur bisnis yang baru.
2. Enterprise
Model ini memiliki tiga komponen submodel, yaitu Inspiration, Cultural, dan Institution. Inspiration menyangkut impian yang mana sebuah perusahaan harus memiliki impian yang akan memberikan inspirasi, membimbing dan merangsang semua orang yang ada di dalamnya.
Cultural menyangkut kepribadian. Sebuah perusahaan harus memiliki kepribadian yang kuat yang mampu menyatukan organisasi perusahaan pada saat tumbuh, melakukan diversifikasi, dan memperluas pasarnya.
Intuition menyangkut bagaimana perusahaan harus mampu mengelola aktivitas-aktivitas dengan efisien dan efektif untuk merealisasikan visi serta sasaran-sasarannya.
3. Marketing
Setelah menjelaskan bagian pertama dan ketiga dari model SME, model Marketing merupakan bagian inti dari total model SME. Bila model SME digambarkan sebagai sebuah roket, maka model Sustainable dan Enterprise digambarkan sebagai sayap yang mendukung performa dari roket tersebut
Model Marketing digambarkan sebagai tubuh roket yang menjadi inti utama untuk menggerakkan roket tersebut. Marketing memiliki tiga submodel, yaitu Outlook, Architecture, dan Scorecard
Marketing Submodel SME
Di dalam konsep SME tersebut terdapat Marketing Submodel yang terdiri atas Outlook, Architecture, dan Scorecard. Dalam Outlook, dilakukan suatu peninjauan terhadap situasi bisnis di masa kini dan mendatang yang berkaitan dengan perusahaan.
Setelah mendapatkan gambaran situasi bisnis, maka baru dapat dirancang (designing) arsitektur bisnis yang kuat, segmentation, targeting, positioning, differentiation, marketing mix, selling, brand, service, dan process. Arsitektur bisnis merupakan grand design landasan aktivitas bisnis perusahaan.
Setelah dirancang, arsitektur bisnis ini harus diselaraskan dengan kepentingan berbagai pihak yang berkaitan dengan perusahaan. Selanjutnya dilakukan berbagai pengukuran (scorecard) dan manajemen untuk menyeimbangkan kepentingan berbagai pihak yang terkait dengan perusahaan.