Ketika sebuah persaingan semakin pekat di dalam sebuah pasar, peran strategi marketing sebaiknya semakin kuat digencarkan oleh para pemain di dalamnya. Salah satu upaya marketing yang cukup sering dilakukan oleh para pemerek saat ini adalah branding.
Membangun brand positioning pun menjadi hal serius yang dilakukan. Brand positioning sendiri menjadi sebuah makna spesifik yang mengacu pada apa saja yang ingin ditanamkan di benak konsumen. Hal ini kian penting, lantaran merek kerap menjadi salah satu hal yang memunculkan perilaku yang terkadang tidak irasional pada konsumen.
Dengan merek, para marketeer pun dapat melakukan aktivitas yang bukan hanya berbicara konsep fungsional, tetapi juga faktor emosional konsumen. Merek mampu menjadikan suatu produk yang sama menjadi berbeda di benak konsumen.
“Membangun brand positioning erat hubungannya dengan membangun sebuah asosiasi dari merek tersebut. Dalam membangunnya, marketeer harus menjaga upayanya agar tetap konsisten dan searah. Jika ingin diasosiasikan sebagai merek yang keren, maka kata “keren” tersebut yang terus menerus dikomunikasikan ke konsumen,” kata Ardhi Ridwansyah sebagai narasumber pada Executive Education Program (EEP) yang juga penulis dari buku WOW! Leadership di Philip Kotler Theater Class Jakarta, Selasa (07/06/2016).
Dari sini, berbagai komunikasi yang dikerahkan oleh para marketeer haruslah seragam meski dengan kanal komunikasi yang berbeda. Tentu, upaya ini dilakukan untuk target konsumen yang tepat. Segmentasi konsumen pun kian penting untuk menjaga efektivitas dari upaya komunikasi tersebut sampai ke konsumen yang dituju dan menghadirkan efisiensi biaya.
Selain menargetkan kepada segmen konsumen tertentu, Ardhi juga menekankan pentingnya bagi marketeer untuk mendeskripsikan produk mereka di kategori tertentu (frame of reference). Misalnya, Dettol dibangun sebagai produk sabun untuk kesehatan.
Poin ketiga yang harus diperhatikan dalam membangun sebuah brand positioning adalah diferensiasi. Diferensiasi yang dimiliki oleh sebuah produk harus terlihat jelas. Diferensiasi ini pun menjadi daya saing yang bisa digunakan untuk memenangkan persaingan.
Terakhir, yang tak boleh dilupakan, sebuah merek harus mampu membangun kepercayaan dari konsumennya (reasons to believe). Pesan apa yang disampaikan haruslah sesuai ketika produk tersebut sampai kepada konsumen.
Editor: Sigit Kurniawan