Sebagian besar merek tentu memahami pentingnya menjaga relevansi dengan pelanggan mereka. Namun, untuk mencapai dan mempertahankan relevansi tersebut tidak mudah.
Untuk mencapai hal tersebut, merek perlu terhubung dengan emosi pelanggan, dan menjadi relevan secara personal bagi mereka. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan oleh merek adalah menggunakan pop culture atau budaya populer.
Pop culture merupakan budaya yang dikenal dan digemari kebanyakan masyarakat pada umumnya, relevan dengan kebutuhan masyarakat zaman sekarang, mudah dipahami serta diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Magna/IPG dan Twitter pada tahun 2019 di Amerika Serikat (AS), merek dapat menjadi lebih relevan dengan merangkul budaya yang tetap mengikuti perkembangan zaman.
Hasil survei juga menunjukkan 25% konsumen memutuskan produk dan layanan yang akan dibeli melihat seberapa besar merek tersebut terlibat dalam budaya. Sementara itu, 44% konsumen membuat keputusan pembelian berdasarkan kualitas dan harga, serta 31% berdasarkan persepsi merek.
BACA JUGA: Halal Lifestyle Sebagai Varian Baru Global Pop Culture
Ada banyak keuntungan yang bisa didapatkan oleh merek dengan menggunakan pop culture, selain agar tetap relevan dengan konsumen. Pertama, strategi ini berpeluang untuk menaikkan trafik pada konten yang merek buat.
Kedua, merek dapat lebih memahami konsumennya, seperti gaya hidup mereka, preferensi terkait berbagai hal hingga apa yang disukai Ketiga, meningkatkan loyalitas merek.
Merek dapat menciptakan koneksi yang lebih dalam dengan menunjukkan adanya relevansi antara merek dengan konsumen. Terakhir, memungkinkan adanya penjualan secara soft selling.
Di Indonesia, budaya populer tumbuh dalam beragam bentuk. Salah satunya adalah Korean wave.
Korean wave berhasil menguasai berbagai pasar di negara-negara lain, termasuk Indonesia. Di Indonesia, demam Korea ini mulai muncul semenjak penayangan beberapa drama Korea pada awal tahun 2000-an.
Banyak masyarakat Indonesia yang kemudian juga menggemari K-Pop, genre musik asal Korea.
BACA JUGA: Halal Lifestyle Sebagai Varian Baru Global Pop Culture
Bahkan, sebagian penggemar K-Pop hingga drama Korea ini rela merogoh kocek jutaan rupiah untuk bisa menikmati konten idolanya. Hal ini tercermin dari hasil survei yang dilakukan oleh IPrice Group mengenai seberapa banyak pengeluaran penggemar K-Pop dalam setahun.
Berdasarkan survei yang dilakukan pada tahun 2020 tersebut, penggemar Blackpink, Twice hingga BTS, tiga grup K-Pop populer ini rata-rata menghabiskan Rp 10 juta hingga Rp 20 juta per tahunnya untuk membeli merchandise, album, hingga tiket konser. Jumlah ini cukup mencengangkan.
Hal ini pun kemudian dapat menjadi peluang bagi merek untuk tap in ke budaya populer tersebut. Apalagi, di Indonesia banyak sekali penggemar artis Korea Selatan.
Bahkan, mereka membangun komunitas pencinta K-Pop sendiri yang tersebar di seluruh Indonesia.
Editor: Ranto Rajagukguk