Upaya pemulihan ekonomi menjadi fokus pemerintahan setelah dua tahun pandemi melanda. Salah satu caranya dengan membangun ruang digital sebagai jawaban atas tantangan pemulihan ekonomi. Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah mempercepat pembangunan konektivitas digital. Hal ini disampaikan oleh Dedy Permadi, Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika di Jakarta.
“Ruang digital menjadi salah satu jawaban atas pemulihan pascapandemi. Di sini, pentingnya membangun konektivitas,” ujar Dedy seperti dikutip dari keterangan resmi kementerian.
Ia menambahkan, selama pandemi terjadi pertumbuhan positif sektor informasi dan komunikasi. Menurutnya, sektor informasi dan komunikasi yang menjadi tulang punggung sektor digital menjadi satu satunya sektor yang masih tumbuh positif selama tiga kuartal berturut-turut pada tahun 2020.
“Ketika sektor lain mengalami perlambatan, kami melihat pertumbuhan 10,58 persen pada waktu itu year on year dan itu terus tumbuh sampai sekarang. Ini menandakan bahwa ruang digital bisa menjadi salah satu jawaban untuk pemulihan,” kata Dedy.
Pemerintah Indonesia saat ini tengah berupaya memanfaatkan peluang itu dengan melakukan percepatan pembangunan infrastruktur digital yang inklusif untuk mengatasi kesenjangan digital di masyarakat.
“Walaupun yang namanya inklusivitas untuk memperkecil kesenjangan di masyarakat kita tidak hanya soal perluasan akses internet saja tetapi juga manusianya. Jadi, kesenjangan itu tidak hanya soal daerah yang ada internet dan yang tidak ada internet, tetapi juga soal orang yang sudah punya internet bisa menggunakan secara positif atau tidak, bisa menggunakan secara produktif atau tidak,” katanya.
Pemerintah memperluas dan mempercepat ketersediaan dan pemerataan akses internet di seluruh wilayah Indonesia. Menurutnya, saat ini di Indonesia masih memiliki wilayah yang belum tersentuh akses internet 4G. Oleh karena itu, Kementerian Kominfo bersama operator seluler saat ini, mempercepat pembangunan infrastruktur digital.
“Pembangunan infrastruktur digital kita ngebut nih. Jadi, kalau diidentifikasi, dari 83.218 desa dan kelurahan, masih ada 12.548 desa/kelurahan yang belum ada akses internet 4G. Kita juga mengidentifikasi dari 500.000 lebih pusat layanan publik, masih ada 150.000 titik layanan publik yang belum ada akses internet memadai,” jelasnya.
Selain fokus terhadap pembangunan akses telekomunikasi melalui Base Transceiver Station di 12.548 desa dan kelurahan, Kementerian Kominfo juga menyiapkan akses internet cepat melalui pemanfaatan satelit multifungsi untuk menyediakan akses bagi 150.000 titik layanan publik. Hal ini dibutuhkan dalam rangka membangun ruang digital yang potensial.