Membedah Solusi Atasi Demam Berdarah Dengue di Indonesia

marketeers article

Demam Berdarah Dengue (DBD) menurut WHO merupakan masalah kesehatan utama bagi seluruh masyarakat di wilayah tropis dan sub-tropis di dunia, termasuk Indonesia. Dalam 50 tahun terakhir, terjadi peningkatan frekuensi kasus DBD yang tinggi dan belum pernah terjadi sebelumnya.

Sekitar 3,9 miliar orang di 128 negara berisiko terinfeksi virus Dengue dan diperkirakan hampir sebanyak 390 juta kasus infeksi DBD terjadi setiap tahun. Hal ini mengakibatkan sebanyak 500 ribu orang setiap tahun membutuhkan perawatan akibat terinfeksi virus Dengue dan 20 ribu orang di antaranya meninggal dunia.

Bahkan, WHO menyatakan Amerika Latin, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat adalah area dengan tingkat penyebaran kasus DBD tertinggi saat ini. Lantas, seperti apa fenomena yang terjadi di Indonesia? Dan bagaimana cara untuk mencegah hal ini?

Kasus DBD Tertinggi Terjadi di Jawa Timur

Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang memiliki beban demam berdarah tertinggi melalui virus yang ditularkan nyamuk. Data terakhir yang diperoleh Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI disebutkan distribusi kasus DBD tertinggi sejak minggu pertama 2018 hingga akhir Januari 2019 ada di Jawa Timur dengan jumlah kasus mencapai 2.657 orang. Posisi kedua diikuti Jawa Barat (2.008 kasus), diikuti dengan NTT (1.169 kasus).

Faktor Pendorong Penyebaran Dengue

Menurut WHO, penyebaran Dengue dipengaruhi oleh tingkat curah hujan, temperatur dan urbanisasi besar yang tidak terencana. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja baik anak-anak maupun orang dewasa.

Virus Dengue ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti. Setelah melalui masa inkubasi virus selama 4-10 hari, nyamuk yang terinfeksi dapat menyebarkan virus ini seumur hidupnya. Sedangkan bagi pasien, pada umumnya infeksi terjadi 4-5 hari (maksimum 12 hari) setelah ditransmisikan oleh nyamuk Aedes aegypti.

Mengenal Gejala Terinfeksi DBD

Mengenali gejala terinfeksi DBD dapat dilihat ketika terjadi demam mendadak, sakit kepala, sakit perut, perasaan mudah lelah, gelisah, nyeri di belakang bola mata, mual, dan muntah terus menerus. Tak hanya itu, kesulitan bernapas, manifestasi pendarahan seperti mimisan, gusi berdarah, muntah darah, atau kemerahan di bagian permukaan tubuh penderita dapat menjadi pertanda.

Upaya Pencegahan

Terdapat sejumlah upaya yang telah dilakukan di Indonesia untuk mengendalikan dan mencegah penularan virus Dengue, antara lain  Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang terdiri dari pengasapan (fogging) hingga 3M (Menutup, Menguras, Mengubur).

Fogging ini hanya dilakukan pada lokasi tertentu yang terindikasi positif DBD dan untuk memutus mata rantai penularan nyamuk Aedes aegypti

Namun, Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan, fogging  bukan strategi yang utama dalam pencegahan DBD sebab fogging hanya menggunakan insektisida sehingga dikhawatirkan terdapat resistensi didalamnya.

Jangan Abaikan Vaksin

Untuk meningkatkan pengendalian dan mencegah merebaknya penularan penyakit DBD, WHO menerbitkan position paper terbaru pada September 2018 terkait vaksin Dengue yang berisikan rekomendasi bagi negara-negara endemik DBD seperti Indonesia untuk mempertimbangkan pengenalan vaksinasi Dengue sebagai bagian untuk mengendalikan beban penyakit.

Vaksin Dengue adalah vaksin untuk mencegah infeksi Dengue atau mengurangi risiko seorang anak terkena infeksi Dengue yang berat. Berdasarkan hasil penelitian, vaksin ini memiliki hasil efikasi terbaik pada anak berusia 9-16 tahun. Tetapi perlu diperhatikan sebelumnya, WHO juga telah memberikan pernyataan bahwa vaksin Dengue hanya boleh digunakan bagi orang-orang yang sebelumnya pernah terjangkit penyakit DBD.

Pada Agustus tahun 2016 lalu, vaksin Dengue pertama di dunia mendapat persetujuan dari BPOM. Sejak saat itu, vaksin Dengue tetravalen, yang memberikan perlindungan terhadap 4 tipe virus Dengue, sudah resmi beredar di Indonesia.

Indonesia merupakan negara kedua di Asia yang telah memberi izin edar vaksin Dengue. Saat ini terdapat 20 negara di dunia yang telah menyetujui penggunaan vaksin Dengue di antaranya Indonesia, Vietnam, Thailand, Brazil, Meksiko, Honduras dan negara-negara di Uni Eropa.

Untuk menurunkan angka kejadian serta beban ekonomi akibat infeksi Dengue yang begitu tinggi di Indonesia diperlukan tindakan pencegahan yang terintegrasi, salah satunya adalah melalui pemberian vaksin Dengue untuk mengendalikan penyebaran penyakit DBD.

Related

award
SPSAwArDS