Meme Florist Ajak Pengrajin Bunga Lokal Go Online

marketeers article

Perkembangan dunia digital telah mengubah banyak cara hidup masyarakat. Tidak hanya kehidupan sosial tetapi juga dunia bisnis. Kini, dengan mudah kita bisa menemukan berbagai macam jenis e-commerce atau aplikasi belanja online. Perubahan dari dunia offline ke online hampir terjadi di semua lanskap industri, tidak terkecuali di bisnis florist atau pengrajin bunga.

Penetrasi ke dunia digital, khususnya internet layak dibilang sebuah keharusan. Di Semarang, terdapat satu platform berbasis website dan applikasi yang mengajak para florist lokal untuk go global. Seperti apa?

Didirikan oleh seorang internet marketeer Hero Wijayadi, Meme Florist sebagai platform digital bagi para florist untuk mengekpansikan bisnisnya. Berdiri pada 2012, Meme Florist mengawali bisnis dengan menggandeng florist-florist di sekitar Semarang.

Menjalankan bisnis bersama sang istri Mariani atau akrab disapa Meme yang berperan menangani operasional, kini Meme Florist milik Hero telah tersebar di lebih dari 30 kota di seluruh Indonesia. Dalam mengembangkan bisnisnya, Hero mengandalkan berbagai kanal pemasaran, mulai dari Twitter, Facebook, Instagram, hingga Google Adwords. 

“Saya yang juga memiliki digital marketing agency, ingin membantu fkoris yang belum melek teknologi lokal untuk go online. Dari sini, kami membangun beberapa nilai tambah. Keunggulan pertama yang kami miliki adalah seleksi florist lokal dengan target pasar orang yg ingin mengirim bunga ke kota lain. Selain itu, kami juga membangun layanan berkualitas terstandarisasi, serta standar pengiriman yg on time dan tepat sasaran,” jelas Hero saat ditemui tim Google Indonesia bersama awak media di Semarang, Selasa (02/02/2016)

Dalam berbisnis, Meme Florist mengandalkan website memeflorist.com dan beberapa website yang dilokalisasi, seperti memefloristbogor.com dan lain-lain. Selain itu, Hero juga sudah mengembangkan platformnya ke versi mobile. Hasilnya pun cukup signifikan.

Diakui oleh salah satu rekanan Meme Florist di Semarang, mereka mendapatkan order hingga tiga kali lipat. Namun, berjualan bunga ini sangat tergantung dari musim dan event seperti Hari Valentine, kematian, dan pernikahan. Sehingga, pendapatan tersebut tidak tetap. Paling tinggi, salah satu rekanan Meme Florist di Semarang tersebut bisa meraup omzet hingga Rp 3 juta dalam seminggu.

“Para partner lokal ini memiliki keahlian masing-masing. Jadi kami membaginya berdasarkan keahlian mereka, mulai dari buket bunga, parcel, dan lain-lain. Setiap kota kami memiliki sekitar tiga florist rekanan. Selanjutnya, kami ingin Meme Florist ini penetrasi ke luar Indonesia,” tutup Hero.

Editor: Sigit Kurniawan 

    Related