Meme Marketing: Mengenal dan Mengapa Populer Digunakan

marketeers article
Meme Marketing: Mengenal dan Mengapa Populer Digunakan (FOTO:123RF)

Meme marketing atau strategi pemasaran menggunakan meme sebagai sumber daya tarik, mulai populer digunakan untuk akuisisi konsumen. Penggunaan meme dalam strategi marketing dinilai lebih menarik karena sifatnya ekspresif dan relevan dengan konsumen.

Hal ini diamini juga oleh praktisi marketing dan behavioral science Ignatius Untung. Pria yang disapa Untung ini menilai bahwa meme mampu menembus batasan yang tidak bisa ditembus iklan kepada konsumen.

Meme membuat iklan jadi menyenangkan dan kian menarik. Sebab, media sosial kini telah terpapar begitu banyak grafis, lalu orang biasanya akan mengabaikan karena dianggap sebagai iklan, ini propaganda. Meme ini bisa menembus batasan tersebut karena tidak ada bau iklannya,” ujar Untung dalam acara Market Think di saluran YouTube Marketeers TV.

Sebelum mengenal meme marketing, tidak ada salahnya mengenal terlebih dulu sejarah meme. Meme dalam dunia modern terkenal sebagai budaya populer yang berkembang di forum-forum daring. Meme juga kerap digunakan dalam candaan, sindiran, dan ungkapan ekspresi yang lain. Namun, meme rupanya sudah ada, jauh sebelum internet mulai populer.

“Meme sebenarnya diperkenalkan dari tahun 1976, jadi bukan barang baru ya. Dulu diperkenalkan oleh Richard Dawkins dalam satu project namanya The Selfish Gene,” katanya. Meme merupakan bahasa Yunani, yang dalam bahasa Inggris berarti imitated, atau dalam bahasa Indonesia berarti tiruan.

Secara definisi menurut Untung, meme bermakna penggunaan foto, video pendek, atau gif untuk merespons pesan. Biasanya diambil dari potongan film, foto, komik, dan teks. Namun yang membuat meme menjadi populer adalah esensi kesederhanaannya, di mana setiap orang bisa membuat meme.

Tidak sedikit akun-akun media sosial yang berhasil menggaet konsumen, audiens, followers, dengan menggunakan meme. Meme marketing pun memiliki beberapa alasan mengapa populer digunakan dalam strategi pemasaran.

Pertama, meme itu simple dan sangat sederhana. Semua orang bisa buat, gak perlu berpikir panjang, bahkan tanpa kemampuan grafis pun bisa,” katanya.

Kedua, meme memiliki aspek relevansi terhadap ingatan. Artinya, untuk meme dapat menarik perhatian konsumen, maka meme haruslah memiliki relevansi terhadap sesuatu yang berbekas di memori konsumen.

“Meme ini menggunakan key visual dari tempat lain. Bisa dari film, bisa dari komik, bisa dari apapun, dan biasanya sudah cukup terkenal dan sudah terekam di otak. Ketika ditunjukkan pun, orang akan ingat ini sebagai sesuatu,” ucapnya.

Selengkapnya tentang meme marketing bisa dilihat di video berikut:

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related