Kompetisi yang makin ketat antarmerek mendorong perusahaan berlomba-lomba menyiapkan strategi pemasaran agar tetap relevan dan diterima pelanggan. Perusahaan tak bisa hanya mengandalkan konsep customer path, Aware, Appeal, Ask, dan Act, melainkan harus ditambahkan Advocate atau dikenal 5A.
Konsep 5A merupakan model customer path yang dikembangkan MarkPlus yang bertujuan untuk memenangkan advokasi dari pelanggan. Taufik, Deputy Chairman MarkPlus Corp (MCorp) menilai ceruk pasar setiap industri saat ini diisi dengan banyak merek yang memiliki kesamaan produk.
Alhasil, perusahaan kesulitan untuk menciptakan diferensiasi produk atau jasa yang dijual ke pelanggan. Hal ini juga yang membuat upaya untuk memenangkan hati pelanggan hingga melakukan advokasi makin menantang.
BACA JUGA: Siasat Unik BCA Digital Bidik Segmen Pasar Mahasiswa
“Ujung-ujungnya adalah mendorong sebanyak mungkin yang namanya advocate. Tapi bagaimana caranya agar (produk) bisa direkomendasikan?” kata Taufik dalam The 8th WOW Brand Festive Day 2023 di Jakarta, Kamis (11/5/2023).
Taufik melanjutkan salah satu cara untuk memenangkan hati pelanggan sehingga memunculkan advokasi, yaitu mendorong adanya brand for good community. Bisnis diharapkan tak sekadar mencari keuntungan, melainkan melakukan pembangunan berkelanjutan atau Suistanable Development Goals (SDGs).
Saat diferensiasi antarmerek makin tak terlihat, maka perusahaan harus menonjolkan strategi SDGs. Aktivitas bisnis perusahaan harus memperhatikan keberlanjutan lingkungan dengan proses bisnis yang good activity.
BACA JUGA: Dekoruma: Inovasi Online ke Offline dengan Shifting Consumer Behavior
“Zaman dulu gampang cari diferensiasi, sekarang makin susah untuk ditunjukkan. Karena itu, harus do good activity,” ucapnya.
Di sisi lain, merek juga harus menciptakan affinity atau kolaborasi yang diharapkan saling menguntungkan satu sama lain. Di era media sosial (medsos) sekarang, peran influencer menjadi penting, sehingga tak pelak merek juga harus mulai memasifkan kolaborasi di sektor digital.
“Kerja sama atau kolaborasi menjadi penting, karena di era media sosial semua menjadi penting. (Kerja sama) dengan influencer karena mereka memang dominan untuk sekarang,” tuturnya.
Meski begitu, dia mengingatkan merek tak terjebak dengan fenomena viral yang dimainkan jenama-jenama baru yang ingin dikenal cepat oleh pelanggan. Meski brand awareness merek meningkat cepat, namun tak menjamin pelanggan akan melakukan pembelian dalam jangka panjang atau minim melakukan advokasi.