Teknologi informasi memang menarik untuk dibicarakan. Kehadirannya pun disambut baik oleh masyarakat Indonesia. Sektor Teknologi Informasi telah menjadi bagian hidup dari masyarakat Indonesia. Agar bisa tumbuh pada tahun depan, ada beberapa catatan yang harus diperhatikan. Yaitu inovasi, regulasi dan stabilitas nilai tukar rupiah.
Menurut Asosiasi Industri Teknologi Informasi Indonesia (AiTI), jika berbicara teknologi informasi, erat kaitannya dengan tiga hal. Yakni perangkat digital, software, dan jasa. Indonesia telah menjadi salah satu negara berkembang dengan peningkatan industri digital yang sangat pesat, termasuk tren penggunaan perangkat digital. Hal ini tentu berpengaruh besar pada kehidupan masyarakat.
Tren positif tersebut bisa dilihat dari peningkatan kepemilikan perangkat digital di Indonesia. Menurut data We Are Social tahun 2016, kepemilikan perangkat digital ini mengalami pertumbuhan, seperti pada smartphone tumbuh sebesar 43%, laptop dan komputer naik 15%, dan perangkat tablet sebesar 4%. Tak hanya itu, streaming TV, e-reader, hingga perangkat wearable juga mendapatkan sambutan luar biasa dari masyarakat Indonesia dengan pertumbuhan masing-masing 1%.
“Tahun 2016, pertumbuhan di industri ini cukup konservatif. Bisnis di segmen consumer cenderung tumbuh namun tidak sebesar tahun sebelumnya. Bisa dikatakan pasar seperti penjualan smartphone, handphone, masih stagnan lantaran teknologi baru ini semakin murah. Meski secara kuantitas tumbuh namun nilainya masih stagnan,” jelas Handoyo Singgih, Country General Manager Avnet Technology Solutions Indonesia, yang juga Dewan Pengurus AiTI.
Handoyo melanjutkan, terdapat hal yang cukup mengkhawatirkan dan berpengaruh terhadap masa depan industri ini. Apa itu?
Artikel selengkapnya bisa dibaca di
Majalah Marketeers edisi Des 2016-Jan 2017