Bonus demografi diprediksi akan terus dialami Indonesia hingga tahun 2045 mendatang. Kondisi ini menyebabkan jumlah penduduk usia muda mendominasi dibandingkan kalangan tua. Di satu sisi, hal ini merupakan masa emas bagi Indonesia. Guna menjadi 10 negara dengan perekonomian terbesar di dunia, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan hal ini dapat dilakukan dengan melahirkan wirausaha digital.
Era Industri 4.0 telah mengubah generasi muda untuk melek media. Hal ini dimanfaatkan pemerintah untuk mendorong mereka dalam mengembangkan wirausaha digital. Pasalnya, kelahiran wirausaha digital dianggap mampu memajukan perekonomian di Indonesia.
“Saat ini jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 143 juta orang. Ini adalah potensi besar. Generasi millennials sebagai generasi dominan dalam penggunaan teknologi memiliki peranan penting untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2020,” ungkap Airlangga di Jakarta, Jumat (20/04/2018).
Penguasaan bahasa inggris, statistik, dan koding menurut Airlangga menjadi kunci agar generasi muda siap menjadi solusi bagi ekonomi digital.
“Generasi muda adalah talent kita untuk masa depan Indonesia. Ekonomi digital kita ditandai dengan peluang bisnis yang semakin terbuka dengan kehadiran sejumlah marketplace, seperti Bukalapak dan Tokopedia. Dahulu para founder marketplace yang ada di Indonesia itu memulai usaha sejak mereka duduk di bangku kuliah,” ujar Airlangga.
Guna mencapai target menjadi 10 negara dengan perekonomian terbesar di dunia pada 2030, pemerintah kini tengah mendorong wirausaha digital dengan memfasilitasi pembangunan gedung inkubasi bagi para pelaku startup di sejumlah daerah di Indonesia. Deretan inkubasi tersebut, antara lain Bandung Techno Park, Bali Creative Industry Center (BCIC), TohpaTI Center, Incubator Business Center di Semarang, Makassar Technopark, dan Pusat Desain Ponsel di Batam.
Melalui kelahiran wirausaha digital, Airlangga yakin Indonesia dapat melahirkan kembali unicorn dengan validasi di atas US$1 miliar menyusul empat startup Indonesia yang lebih dulu meraih title ini (Tokopedia, Traveloka, Gojek, Bukalapak).
Editor: Sigit Kurniawan