Mendorong Pertumbuhan Ekonomi 8% RI Lewat Usaha Lestari

marketeers article
Mendorong Pertumbuhan Ekonomi 8% Melalui Usaha Lestari. (Katadata)

Target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8% pada periode 2025-2029 dianggap realistis oleh berbagai pihak, termasuk Koalisi Ekonomi Membumi (KEM). Gita Syahrani, Ketua Dewan Pengurus KEM, menekankan pentingnya pendekatan ekonomi berbasis keanekaragaman hayati, yang dikenal sebagai Usaha Lestari, untuk mewujudkan tujuan ambisius tersebut.

“Usaha Lestari, yang telah diperkenalkan KEM sejak dua tahun lalu, berfokus pada mendorong ekonomi restoratif melalui agroforestri dan pertanian regeneratif, melibatkan pelaku usaha di sektor pengelolaan sumber daya alam seperti petani, pekebun, dan nelayan,” kata Gita dalam laporannya, Jumat (9/8/2024).

BACA JUGA: Ekonom Prediksi Ekonomi Indonesia Semester 2-2024 Berada di 5,04%

Gita menjelaskan bahwa model ekonomi restoratif yang ditawarkan Usaha Lestari bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia sambil menjaga kelestarian lingkungan dan tata sosial masyarakat.

“Kami melihat bahwa dengan pendekatan yang berlandaskan keanekaragaman hayati, target pertumbuhan ekonomi 8% dapat tercapai,” ujar Gita.

BACA JUGA: DBS: Ekonomi AS Diperkirakan Mengalami Perlambatan, Bukan Resesi

Model ini juga mengedepankan pembangunan entitas lokal secara kolektif dan inovatif, dengan dukungan kolaborasi dari berbagai pihak. Koalisi Ekonomi Membumi, yang terdiri dari 34 organisasi, berperan penting dalam meningkatkan kapasitas pelaku usaha, terutama mereka yang terlibat dalam pengelolaan sumber daya alam.

Melalui pendekatan rantai nilai gotong royong, pelaku usaha seperti nelayan dan petani kopi yang memerlukan peningkatan skala bisnis akan dipertemukan dengan investor dan pemangku kepentingan lainnya. Hal ini sekaligus memastikan pertumbuhan yang bertanggung jawab secara lingkungan.

Gita juga merujuk pada Studi CELIOS yang memaparkan tiga prinsip dasar dalam Paradigma Baru Ekonomi, yakni pemulihan fungsi ekosistem, prioritas pada aksi kolektif dalam pengelolaan sumber daya oleh masyarakat lokal, dan pengentasan kemiskinan serta pengurangan ketimpangan.

KEM menargetkan untuk menciptakan 100 bisnis lestari, menjalin komitmen dengan 100 yurisdiksi kaya hutan dan gambut, serta mengalirkan pendanaan senilai US$ 200 juta.

Menggarisbawahi pentingnya sektor keanekaragaman hayati, Gita menyoroti ketidakseimbangan prioritas dalam hilirisasi energi mineral yang saat ini lebih difokuskan oleh pemerintah, sementara sektor kehutanan, pertanian, dan kelautan mendapat perhatian yang jauh lebih sedikit.

“Bioekonomi perlu menjadi prioritas, sehingga petani, nelayan, dan pekebun dapat menjadi garda terdepan dalam menjaga kekayaan hayati kita,” tutup Gita.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS