“So, yeah, Snapchat is a camera, where how you feel matters more than how you look.”
Snapchat ingin orang-orang di dunia tahu apa dan mengapa aplikasinya berguna bagi kehidupan banyak orang. Kurang lebih pesan itulah yang menjadi inti dari iklan Snapchat, platform berbagi gambar dan video asal Negeri Paman Sam.
Iklan itu menjadi iklan televisi pertama Snapchat dan diputar perdana di malam final NCCA (National Collegiate athletic Association) atau kompetisi basket antarSMA di Amerika.
Dalam iklan berdurasi 60 detik itu, Snapchat hendak melabeli aplikasinya sebagai ‘kamera’ yang memiliki banyak fungsi, seperti kemampuan augmented reality (AR) dan kemampuan membuat karakter penggunanya menjadi 3D.
Iklan tersebut menargetkan kalangan usia 25 tahun ke atas yang menghabiskan sebagian besar waktunya di jejaring sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter. Snapchat mencoba memposisikan diri sebagai platform media sosial alternatif yang menciptakan momen lebih menarik dari sekadar jepretan kamera ponsel.
Iklan yang dirilis setelah setahun aplikasi ini melantai di bursa saham juga ingin menunjukkan bahwa Snapchat bukanlah aplikasi khusus para millennials. Dalam iklan itu, terlihat orang tua, ayah, ibu, dan anak-anak di mana mereka semua berada dalam satu frame di Snapchat.
Iklan televisi ini diikuti dengan kampanye digital mereka di situs whatis.snapchat.com sebagai cara perusahaan mengedukasi penggunanya tentang aplikasi Snapchat.