Apa yang terlintas di pikiran Anda ketika mendengar kata Palembang? Sebagian besar dari Anda mungkin akan menjawab Pempek. Di luar makanan khas-nya yang termahsyur itu, Palembang mulai membangun ekosistem startup teknologi-nya.
Tak heran, ketika The NextDev melakukan roadshow di kota yang memiliki ikon Jembatan Ampera ini, animo anak muda luar biasa besarnya. Berlangsung di Graha Politeknik Sriwijaya , setidaknya 380-an mahasiswa memadati acara itu.
Erwin Tanjung, Vice President Sales & Marketing Area Sumatera Telkomsel mengatakan, The NextDev adalah momen bagi generasi muda Palembang menunjukkan dirinya untuk membangun kotanya. “Banyak hal yang bisa dilakukan anak muda untuk menjadikan Palembang sebagai kota cerdas. Dan e-governemnt salah satunya,” katanya.
Tak hanya e-government, Rumah Sinau, startup yang berhasil masuk tiga besar The NextDev 2015 menciptakan solusi e-education di Palembang. Sebab, salah satu problem sosial yang terjadi di kota ini adalah akses tempat belajar yang tidak fleksibel.
Menurutnya, pelajar di Palembang telah ditimpa banyak pelajaran di sekolah. Ditambah lagi dengan aktivitas di luar sekolah yang menyita waktu, mulai les penunjang hobi seperti olahraga dan seni, hingga les mata pelajaran.
“Kondisi tersebut membuat kesehatan jiwa dan kesehatan anak-anak terganggu. Apalagi, jarak menjadi problem di Palembang. Sehingga, jika mereka harus bimbel, mereka harus menempuh jarak yang jauh,” kata Basir di Palembang beberapa waktu lalu.
Karena itulah, Rumah Sinau menawarkan solusi menjadikan ruang publik sebagai tempat les atau kursus. “Kami bekerja sama dengan penyedia kamar dari komunitas berbeda di berbagai kota,” lanjutnya.
Adapun perubahan yang terjadi, sambung Basir, anak akan lebih dekat, lebih hemat, dan lebih bersahabat dalam mengikuti bimbingan belajar.
“Di sisi lain, pemilik rumah dan ruang mendapat keuntungan sosial. Di pihak lembaga atau tutor tidak perlu sewa gedung. Mereka hanya fokus mengajar,” kata Basir.
Diakuinya, saat ini, Rumah Sinau sudah menjangkau 192 pelajar yang melakukan kurang-lebih 200.000 jam belajar di 260 ruang di seluruh Indonesia. Adapun total tutor yang terlibat berjumlah 200 orang.
Keberadaan startup Rumah Sinau ini telah menjadi bayang-bayang dari bimbangan belajar konvensional yang mengandalkan lokasi dan program kelas yang sudah ditentukan.
Menurut Direktorat Pembinaan Kursus & Pelatihan Kementerian Pendidikan & Kebudayaan tahun 2016, terdapat 19.546 tenaga penyedia jasa bimbingan belajar di Indonesia. “Sedangkan kami ingin menegaskan bahwa belajar itu bisa di mana saja, ruang kantor, perpusatakaan, mal atau kafe,” tegas pendiri startup asal Palembang ini.
Smart City di Palembang
Palembang memang telah menjadi incaran investasi asing, seperti dari Prancis dan Australia. Adapun invstasi yang bisa dilakukan di sini adalah di bidang energi listrik.
Dengan dijadikannya Palembang sebagai kota pelaksana Asian Games 2018 serta ditunjuknya Tanjung Si Api Api (TAA) sebagai salah satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) RI untuk sektor perdagangan dan minyak, membuat Palembang jadi sorotan dunia.
Apalagi, pemerintah akan membangun satu kilang minyak berkapasitas 300.000 barel per hari di TAA. Selain itu, TAA bakal dijadikan salah satu pelabuhan besar yang akan menjadi hub penting di perairan Selat Malaka.
Tak ayal, peran smart city di Kota Venesia dari Timur ini bakal diperlukan, khususnya yang menyangkut e-government untuk menciptakan tata kelola pemerintahan berbasis digital.