Salah satu elemen penting dalam merancang strategi marketing adalah menentukan brand positioning. Aspek ini berkaitan dengan menetapkan identitas yang unik dan menempatkan brand dalam benak konsumen.
Secara definisi, brand positioning adalah proses menempatkan merek dalam benak konsumen, sehingga memiliki pembeda dibandingkan dengan merek lain yang memiliki target dan audiens serupa.
Ignatius Untung, Praktisi Marketing & Behavioral Science memberikan penjelasannya terkait brand positioning dalam strategi marketing. Menurutnya, positioning sebuah brand itu erat kaitannya dengan framing.
BACA JUGA Fenomena Debranding, Logo Simple Jauh Lebih Mudah Diingat Pelanggan
“Positioning itu sebenarnya tentang framing, ibarat liat sesuatu itu dari banyak angle,” ujar Untung dalam video program Market Think di kanal YouTube Marketeers TV.
Karena, dalam memandang sebuah produk yang akan dipasarkan, seorang marketer harus melihatnya dari banyak angle. Dengan kata lain, dalam menentukan brand positioning, marketer diharuskan memiliki kemampuan mencari angle yang tepat.
Di samping itu, Untung juga menekankan, brand positioning bukanlah mengenai kualitas dari produknya. Entah itu bagus atau jelek. “Hal ini (positioning) tergantung dengan framing dan angle yang dibentuk. Karena, bisa jadi ada angle yang menarik dan relevan dengan konsumen,” lanjut Untung.
Dalam hal ini, framing merupakan tentang cara marketeer bisa melihat relevansi brand yang dimiliki dengan konsumennya. Melalui framing, marketeer dapat mengubah daya tarik konsumen.
BACA JUGA 7 Tips Membangun Brand Attraction dengan DNA Brand yang Kuat
“Ketika framingnya tepat, maka konsumen akan lebih memiliki dorongan, hal ini membuktikan bahwa framing itu matters,” tutur Untung.
Oleh karena itu, Untung menyarankan bahwa dalam menentukan brand positioning, penting untuk mencari framing yang tepat dari produk yang dipasarkan.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz
