Saat ini muncul wacana untuk para pelaku bisnis untuk beralih dari linier ekonomi menuju sirkular ekonomi. Sirkular ekonomi adalah sistem ekonomi yang ramah pada lingkungan.
Tujuan dari sirkular ekonomi adalah mempertahankan nilai sebuah produk agar dapat digunakan berulang-ulang tanpa menghasilkan sampah melalui cara mendaur ulang (recycling), dan penggunaan kembali (reuse).
Mengapa hal ini menjadi penting, sebab setiap tahunnya ada 8 juta ton sampah plastik yang mengalir ke laut. Padahal, adanya sampah-sampah plastik ini selian menimbuilkan efek pencemaran laut, juga amat berdampak pada kehidupan biota laut. Bisa dibayangkan apabila ikan yang sehari-hari Anda konsumsi di dalamnya terdapat unsur plastik.
Pada ajang Asian Social Innovation Conference di Denpasar, Bali, Kamis (1/11) diungkapkan bahwa saat ini merupakan salah satu momentum yang tepat untuk bisa memberikan kesadaran dan perubahan terhadap kondisi lingkungan. Sebagai catatan, Indonesia merupakan salah satu penyumbang sampah plastik terbesar di dunia.
Beberapa pengusaha muda juga sudah membangun bisnis berdasarkan sistem sirkular ekonomi. Di Indonesia ada beberapa perusahaan seperti Avani dan Mycotech.
Avani yang didirikan oleh Kevin Kumala, mencoba mengatasi permasalah sampah plastik seperti kantong plastik dan sedotan. Avani megahadirkan kantong plastik dan sedotan yang berasal dari bahan baku singkong dan jagung, sehingga mereka bisa larut ke dalam air.
Sementara Mycotech menghadirkan solusi dari bahan-bahan limbah pertanian dan digunakan untuk beragam fungsi seperti tegel dan pengganti batu bata. Bagi Ronaldiaz Hartantyo selaku Chief Marketing Officer Mycotech.
Baik Avani dan Mycotech adalah salah satu contoh perusahaan yang menerapkan konsep sirkular ekonomi. Hal seperti ini yang sudah seharusnya dilakukan oleh para pelaku bisnis di Indonesia.
Disampaikan oleh Rizal Malik, Chief Executive Officer WWF Indonesia, menerapkan sirkular ekonomi diyakini bisa mengurangi ongkos produksi. Namun, dalam penerapannya ini perusahaan harus bisa transparan dalam proses bisnisnya, terutama terkait dengan proses daur ulang yang mereka lakukan.
Dengan menerapkan konsep sirkular ekonomi, menurutnya ada bebrapa hal yang bisa menjadi keuntungan bagi perusahaan. Salah satunya adalah semakin memudahkan perusahaan dalam menjangkau konsumen yang lebih besar.
“Sustainability bukan hanya permasalahannya ekonomi, tapi juga soal sosial,” tutup Rizal.
Editor: Eko Adiwaluyo