Mengapa Peningkatan Kapasitas Bisnis Sering Terkendala pada Eksekusi?
Para pengusaha terus berupaya meningkatkan kapasitas bisnis melalui berbagai cara, salah satunya melalui digitalisasi. Kendati demikian, dalam prosesnya tidak selalu berjalan dengan baik dan mengalami berbagai masalah saat melakukan eksekusi ide-ide baru.
Lo Khing Seng, Head of MX Business PT Samsung Electronics Indonesia mengatakan untuk meningkatkan kapasitas bisnis tidaklah mudah. Biasanya masalah yang paling sering terjadi, yaitu tidak adanya pemahaman yang sama antara top management dengan karyawan di bawahnya.
BACA JUGA: PLN: 35 Juta Pengguna Terdaftar di PLN Mobile
“Pertama tentunya ini tentang kepercayaan dari top management. Tantangan besar yang dihadapi adalah transformasi growth mindset dengan tim di bawah agar satu frekuensi dan memiliki pengetahuan yang sama,” kata dia dalam acara MarkPlus Conference 2023 secara daring, Rabu (7/12/2022).
Menurutnya, banyak perusahaan yang baru melakukan peningkatan kapasitas bisnis saat pandemi COVID-19 merebak. Caranya, dengan melakukan digitalisasi dalam operasional bisnis dan penjualan.
BACA JUGA: Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi, Kewirausahaan Digital Jadi Kunci
Meski begitu, Lo Khing Seng menyebut sebagian besar perusahaan terlambat dalam bertransformasi digital. Infrastrukturnya justru baru dibangun saat wabah merebak sebagai respons dari kebijakan pembatasan sosial yang diterapkan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran virus.
“Kolaborasi dengan pihak lain juga harus dilakukan agar toko-toko tetap bisa beroperasi secara digital. Pada tahap ini kepuasan pelanggan harus menjadi perhatian utama,” ucapnya.
Lo Khing Seng menambahkan dalam melakukan pengembangan bisnis, para pengusaha harus memperhatikan pada kepuasan pelanggan. Dia mengakui dalam menjalankan bisnis para pengusaha tidak bisa memuaskan semua orang.
Untuk itu, diperlukan skala prioritas agar pelanggan-pelanggan loyal bisa mendapatkan pelayanan terbaik.
“Kami selalu mencoba untuk menghadirkan produk yang bisa menjawab semua aspirasi dan solusi dari pelanggan. Ini dilakukan sejak mulai dari proses produksi hingga tingkat konsumen akhir,” tuturnya.
Sementara itu, Rio Ilao Founder dan Chief Executive Officer (CEO) MobileOptima, Inc. sebuah perusahaan rintisan (startup) teknologi asal Filipina menambahkan untuk bisa meningkatkan kapasitas bisnis setidaknya ada tiga cara efektif yang bisa dilakukan. Pertama, melakukan otomasi penjualan secara funnel.
Konsep ini digambarkan seperti corong sebagai analogi proses pembelian barang. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan bagi pelanggan di antaranya awareness, interest, desire, dan terakhir adalah action atau keputusan pembelian.
Kemudian, langkah kedua yang harus dilakukan adalah adanya inovasi bagi para pelanggan.
“Pada tahap ketiga diperlukan adopsi teknologi untuk meningkatkan penjualan. Pada tahap adopsi teknologi, pemasar perlu memahami perilaku konsumen dan menyediakan seluruh ekosistem digital yang diperlukan,” tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk