Sepintas bisnis pom bensin sangat menggiurkan. Jumlah mobil dan motor yang bisa menjadi konsumen pom bensin juga meningkat pesat. Tapi kenyataan berbicara lain.
Tidak semua pom bensin ramai. Terutama pom bensin yang tidak menyediakan BBM bersubsidi. Tak peduli bahwa mereka sudah menyediakan fasilitas yang lengkap, nyaman dan bahkan disertai dengan undian berhadiah.
Yang menarik memang ada pemilik pom bensin yang terus menambah jaringan. Dan dalam menambah jaringan itu mereka begitu agresif, karena letaknya relatif berdekatan dan berada di dua sisi jalan. Kok berani?
Padahal membangun pom bensin itu tidak murah dan gampang. Meski punya duit dan tanah, tapi kalau tetangga dari lokasi yang mau dijadikan pom bensin tidak setuju ya tidak bisa. Dan untuk membuat para tetangga calon pom bensin juga tidak gampang.
Tapi seperti tersihir dengan prinsip high risk high return, pemilik pom bensin akan mengusahakan berbagai cara agar pom bensin bisa ada di mana-mana, termasuk kalau lokasinya saling berdekatan satu sama lain, termasuk di dua sisi jalan. Kenapa? Ini mirip strategi nelayan yang memiliki jala yang selebar mungkin.
Soalnya orang tidak punya preferensi apakah akan mengisi bensin dalam perjalanan pulang ke rumah atau perjalanan pergi ke tempat kerja. Kalau cuma hanya ada di satu sisi dan kebetulan hanya cocok untuk satu jenis rute, jelas akan kehilangan peluang dari yang menggunakan rute yang berbeda. Dan pilihan untuk punya pom bensin di dua sisi jalan makin relevan ketika Pemda dan Polda di suatu wilayah membatasi jumlah U-turn.