Mengelola Akun Medsos di Era ChatGPT, Apakah Peran Manusia akan Tergantikan?

marketeers article
Ilustrasi: 123RF

Oleh: Leonard Agustinus, General Manager Business Development SAC Indonesia

Sebagai marketeer di dunia digital yang perkembangannya sangat cepat, Anda pasti pernah mendengar tentang ChatGPT. ChatGPT adalah singkatan dari “Chat Generative Pre-trained Transformer” yang merujuk pada model bahasa alami (natural language processing/NLP) besar berbasis kecerdasan buatan yang dikembangkan oleh OpenAI.

Model ini didesain untuk menghasilkan respons yang memadai dan terdengar alami terhadap perintah atau pertanyaan dalam bahasa alami. ChatGPT dibangun menggunakan algoritma deep learning yang sangat canggih dan kompleks, sehingga dapat mempelajari pola dan keterkaitan antara kata-kata dan frasa dalam bahasa manusia. Model ini dilatih dengan menggunakan dataset yang sangat besar dari teks dalam bahasa Inggris, seperti Wikipedia, buku-buku, artikel, dan banyak lagi.

Dalam praktiknya, ChatGPT digunakan untuk menyelesaikan berbagai tugas bahasa alami, seperti pemahaman bahasa alami, penerjemahan, dan generasi teks. ChatGPT telah menunjukkan kemampuannya dalam memecahkan berbagai masalah bahasa alami. Banyak perusahaan dan peneliti di seluruh dunia menggunakan model ini untuk meningkatkan sistem mereka dan mengembangkan aplikasi AI yang lebih maju.

ChatGPT dapat membantu Anda sebagai digital marketer di segala aspek dunia digital, mulai dari membuat website, membuat konten, meningkatkan hasil optimasi mesin pencarian (SEO), mengelola akun media sosial, dan seterusnya (seperti kata pepatah, sky is the limit).

BACA JUGA: Investasi ke AI, Zoho Integrasikan Layanan dengan ChatGPT

Karena semua aspek bisa dibantu oleh ChatGPT, mari kita fokus dengan mengambil contoh dalam pengelolaan akun media sosial (medsos), bagaimana peran manusia, dan apakah perannya bisa tergantikan oleh teknologi AI atau kecerdasan buatan?

Misalnya dalam membuat caption untuk sebuah postingan akun medsos Anda di ChatGPT, hal ini sangat mungkin bisa dilakukan, dan ada kemungkinan hasilnya terlihat sangat bagus (bahkan ide menggunakan foto/gambar apa, atau caption dengan menggunakan emoticon pun bisa disediakan oleh ChatGPT).

Meskipun ChatGPT sangat canggih, masih ada alasan mengapa peran manusia tetap diperlukan di era ChatGPT. Berikut beberapa alasannya:

1. Menerapkan Brand Identity atau Brand Value

Manusia akan lebih mengerti bagaimana brand identity atau brand value dari brand atau perusahaan. Dalam pengelolaan akun sosial media, hal ini sangat penting untuk diperhatikan dan tercermin di dalam konten sosial media, baik konten organik, ataupun respons terhadap permintaan atau komentar dari pengguna media sosial. Sebagai pengelola akun media sosial, Anda akan lebih paham target market Anda, dibandingkan teknologi kecerdasan buatan.

2. Kreativitas dan Originalitas

AI atau kecerdasan buatan, pada dasarnya adalah mesin. Mesin tidak memiliki originalitas ataupun kreativitas alami, karena mesin hanya memiliki database (yang memang tidak terbatas cakupannya).

Tapi jika hanya mengandalkan AI, apapun konten yang dibuat, kemungkinan untuk memiliki kesamaan dengan konten yang dibuat oleh brand atau perusahaan lain (yang mungkin kompetitor, karena memiliki produk dan target market yang sejenis) sangat besar. Sehingga, konten akan terkesan tidak kreatif ataupun original.

3. Kemampuan beradaptasi dan interaksi

Jika Anda menggunakan ChatGPT, Anda dapat mengetahui bahwa informasi yang tersaji dari database terbatas hingga tahun 2021. Walaupun sebenarnya data yang lebih baru juga bisa didapatkan, dan database tersebut akan terus diperbarui.

Namun, seperti yang kita tahu, tren digital berubah dengan sangat cepat, dan manusia lebih mampu beradaptasi dengan tren tersebut, terutama dalam membuat konten yang menarik, seperti menggunakan hasil pertandingan sepak bola dalam membuat konten.

Selain itu, manusia lebih unggul dalam berinteraksi dengan sesama manusia, seperti menanggapi pertanyaan dan komentar.

4. Memantau dan menganalisis data

Digital marketing sangat bergantung pada data. Meskipun AI dapat membantu dalam memantau dan menganalisis data, peran manusia lebih penting. Data hanyalah sekumpulan angka tanpa makna jika tidak diinterpretasikan dengan baik.

Kemampuan manusia untuk mengolah data menjadi sebuah wawasan yang dapat digunakan untuk membuat strategi dan mengambil keputusan jauh lebih baik daripada AI.

5. Mengelola konten online dan reputasi

Manusia memiliki kemampuan untuk mempertimbangkan apakah konten yang dibuat sesuai dengan brand identity seperti yang disampaikan di poin pertama, ataupun apakah konten tersebut sesuai dengan batasan dan cukup pantas.

Terlebih dalam situasi krisis, peran manusia menjadi lebih penting lagi, misalnya dalam menghadapi pelanggan yang tidak puas ataupun berita negatif mengenai brand anda.

6. Human Touch

Ini adalah bagian terpenting dari peran manusia, yang belum bisa tergantikan oleh AI (hingga saat ini). Interaksi dengan pelanggan Anda yang adalah manusia, akan lebih baik dilakukan dengan manusia.

Hal lain yang juga sangat penting adalah dimana manusia dapat memberikan sentuhan manusia yang dapat meningkatkan pengalaman pengguna dan membuat brand terlihat lebih “manusia”.

BACA JUGA: Empathy Map: Human-Centered Design, Lebih Dekat dengan Pelanggan

Dari keenam alasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa peran manusia tetap diperlukan di era ChatGPT. Namun, pengelola akun medsos, baik dari tim internal maupun agensi, perlu terus beradaptasi dan berinovasi untuk tetap relevan.

Mereka harus terus mempelajari dan memahami teknologi baru serta tren dalam pengelolaan media sosial. Dengan menggabungkan keahlian dan pengalaman dengan teknologi terbaru, pengelola dapat memberikan layanan yang lebih baik dan efektif kepada pelanggan.

Pada dasarnya, penggunaan kecerdasan buatan seperti ChatGPT sangat membantu kita di berbagai aspek dalam pekerjaan, termasuk mengelola akun sosial media. Hal yang perlu digarisbawahi adalah peran dari kecerdasan buatan hingga tahap membantu, misalnya untuk mengumpulkan data atau ide, tapi eksekusi akhir-nya tetap dilakukan oleh manusia dengan beberapa poin alasan yang sudah disampaikan di atas.

Hingga saat ini, peran manusia belum bisa tergantikan oleh kecerdasan buatan, tapi jika menyangkut kreativitas dan interaksi dengan manusia, saya percaya bahwa mesin tidak akan bisa menggantikan manusia, minimal hingga 10 tahun ke depan.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS