Mengenal 5 Jenis Stress Language dan Cara Mengontrolnya

marketeers article
Ilustrasi (Foto: 123rf)

Anda pasti sudah tidak asing dengan istilah love language, bukan? Ternyata bukan hanya cinta yang memiliki bahasa tersendiri, tetapi stres juga demikian. 

Ini disebut sebagai stress language, karakter yang terbentuk atas kebiasaan dalam merespons tekanan. Pada dasarnya, setiap orang bisa memiliki respons stres yang beragam. 

Ini berarti di satu waktu Anda mungkin lebih memilih melawan, tetapi pada waktu yang lain terpaksa berada dalam mode freeze atau bingung harus melakukan apa. Adapun yang dimaksud stress language adalah perilaku yang paling sering dilakukan seseorang ketika dirinya berada dalam tekanan. 

Dengan mengetahui hal ini, Anda bisa mengontrol reaksi ketika stres dengan lebih baik.

BACA JUGA: Jangan Asal Pilih, Ini 5 Tips Menemukan Terapis yang Tepat

Hello Sehat menyebut setidaknya ada lima jenis bahasa stres. Berikut penjelasannya:

The Exploder

Seseorang dengan stress language jenis the exploder ini cenderung langsung ‘meledak’ ketika menghadapi situasi yang menegangkan. Mereka akan marah, atau bahkan menyalahkan orang lain begitu terseret dalam situasi yang menyebabkan stres.

Jika Anda termasuk orang dengan tipe ini, ada beberapa cara untuk mengelola stres lebih baik. Di antaranya melakukan meditasi atau breathwork, berolahraga dengan level intens, dan belajar menerapkan mindfulness.

The Imploder

Seseorang dengan stress language ini cenderung memendam stres. Alih-alih mengungkapkan ketidaksetujuannya akan suatu hal, mereka lebih memilih untuk memendamnya karena enggan membuat konflik makin besar.

Jika Anda termasuk tipe ini, cobalah mengelola emosi dengan belajar berani hadapi perasaan tidak nyaman atau negatif, belajar untuk tidak memendam perasaan, belajar merasa cukup, dan belajar untuk mengomunikasikan perasaan.

BACA JUGA: Praktisi Anak Ungkap Disconnected Jadi Masalah Parenting Masa Kini

The Fixer

Ketika dihadapkan dengan sebuah situasi yang membuat tertekan, seorang the fixer akan fokus mencari penyelesaiannya. Cara menyalurkan emosi seperti ini memang bagus, tapi tak jarang membuat seseorang mencoba memperbaiki sesuatu yang sebenarnya tidak perlu.

The Denier

Jenis stress language yang satu ini membuat seseorang menghindari stres dengan berusaha mencari sesuatu yang positif di dalamnya, mirip seperti toxic positivity. Cara ini memang tidak sepenuhnya salah, namun bisa membuat Anda terjebak situasi buruk yang sama berulang kali.

The Number

Layaknya the imploder, seorang the number akan berusaha membuat dirinya mati rasa terhadap perasaan stres. Mereka mungkin terlihat baik-baik saja meski sebenarnya sedang berada dalam kondisi penuh tekanan.

Jika Anda termasuk tipe ini, cobalah melakukan journaling untuk menuangkan emosi. Selain itu, bisa juga melakukan grounding dengan teknik 5-4-3-221 yang bertujuan untuk menenangkan pikiran dengan menggunakan pancaindra.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS